Sukses

China Buka Peluang Tambah Saham di Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Kementerian BUMN telah menyetujui kenaikan nilai proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung menjadi US$ 5,9 miliar.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian BUMN telah menyetujui kenaikan nilai proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung menjadi US$ 5,9 miliar. Ini dikarenakan ada perubahan trase yang menjadi jalur kereta cepat ini.

Menteri BUMN Rini Soemarno mengungkapkan dengan peningkatan nilai kontrak tersebut bukan tidak mungkin nantinya seiring berjalannya waktu angkanya kembali bertambah.

"Satu hal lagi yang difinalkan itu, kan dapat konsesi, kan bisa saja umpamanya ada kenaikan kemungkinan cost karena konstruksi‎, bisa tidak mereka nanti yang tambah modal," kata Rini saat berbincang dengan wartawan, Kamis (6/4/2017).

‎Penambahan modal yang dilakukan oleh China tersebut jika pemerintah Indonesia tidak memiliki anggaran untuk itu. Jika hal ini terjadi, maka China memberikan syarat untuk bisa menaikkan kepemilikan saham di proyek ini.

Dalam struktur kontrak yang ada, jika ada kenaikan investasi maka pemerintah Indonesia wajib menyetor modal 25 persen dari total penambahan investasi tersebut, sedangkan 75 persennya diperoleh dari pinjaman yang dalam hal ini dari China Development Bank (CDB).

"Jadi kalau kita tidak untuk yang 25‎ persen itu, bisa tidak mereka yang lakukan tapi nanti kepemilikan sahamnya dinaikkan. Tapi ini masih opsi," tegas Rini.

Saat ini‎ China, melalui China Railway Corporation memiliki saham di proyek ini sebesar 40 persen. Sedangkan Indonesia, melalui PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) memiliki saham 60 persen.

PT PSBI merupakan perusahaan patungan dari PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) yang ditugaskan untuk mengawal proyek ini. (Yas)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.