Sukses

Kualitas Tembakau Turun, Petani Harap Pabrikan Tetap Serap

Cuaca tahun ini kurang bersahabat dengan petani tembakau, di mana hampir 60 persen tanaman tembakau rusak akibat diguyur hujan setiap hari.

Liputan6.com, Jakarta Kondisi cuaca membuat produksi tembakau petani mengalami penurunan secara kualitas. Maklum, tembakau adalah produk yang sangat sensitif terhadap cara budidaya, lokasi tanam, musim/cuaca, dan cara pengolahan.

Sebab itu, suatu kultivar tembakau tidak akan menghasilkan kualitas yang sama apabila ditanam di tempat yang berbeda agro ekosistem. 

Cuaca tahun ini kurang bersahabat dengan petani tembakau, di mana hampir 60 persen tanaman tembakau rusak akibat diguyur hujan setiap hari. Seperti yang terjadi di Temanggung, Jawa Tengah.

Pengurus Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Noer Ahsan yang juga petani tembakau dari Desa Losari, Tlogomulyo Temanggung mengatakan, sepanjang bulan Agustus hingga hari ini, matahari seperti enggan bersinar.

Kondisi ini berimbas pada kerusakan tanaman seperti tembakau. Bahkan petani tidak membawa pulang hasil tembakaunya untuk diproses.

Di sisi lain, jika tanaman tersebut belum diproses, sampai akhir petani cenderung khawatir karena panas matahari yang tidak maksimal, membuat tembakau berwarna tidak cerah.  

 Noer Ahsan tetap berharap pabrikan tetap membeli tembakau petani secara maksimal. Harapannya, jika memang kuota dua pabrikan besar sudah tercukupi maka pabrikan menengah dan kecil bisa menampung hasil  petani yang masih tersisa.

Senada, Kepala Desa Legoksari Kecamatan Tlogomulyo, Subakir mengaku produksi tembakau di wilayahnya turun sekitar sekitar 40 persen. Penyebabnya adalah pada musim kemarau basah ini memang sering hujan,sehingga hasilnya tidak bisa maksimal.

Ketua APTI Temanggung Ahmad Fuad mengatakan, tingkat kerusakan tanaman tembakau terparah berada di Temanggung adalah tahun ini. Namun demikian dia mengatakan tetap berterima kasih kepada pabrikan yang melakukan pembelian di Temanggung, karena rata-rata kualitas tembakau menurun tetapi masih bisa di tampung pabrikan.

Dia menuturkan, petani tembakau menyadari bahwa anomali cuaca pada tahun ini membuat para petani tembakau menjadi galau dan kelimpungan karena penurunan kualitas dan kuantitas produksi.

"Tahun yang akan datang, kita akan melakukan upaya antisipasi dengan mengurangi resiko kerugian dengan pada petani dengan cara mensosialisasikan ramalan cuaca sebelum musim tanam tembakau tiba, agar Petani tidak menderita kerugian yang besar. Asosiasi akan berkoordinasi dengan Pemerintah dan pabrikan," imbuh dia.(Nrm/Ahm)



* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.