Sukses

Menteri Susi: Perompakan Nelayan Marak di Selat Karimata

Perompak mengincar kapal-kapal nelayan dengan tangkapan besar, seperti rajungan dan kapal Bouke Ami.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengungkapkan kasus perompakan terhadap nelayan kini marak terjadi. Perompakan paling banyak terjadi di wilayah perairan Selat Karimata dan mengincar nelayan rajungan dengan hasil tangkapan besar.

Ini diungkapkan Susi kepada Komisi IV DPR dalam Rapat Kerja Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA K/L). Susi mengaku pihaknya sudah menggelar rapat dengan kepolisian dan pihak terkait lain terkait perompakan ini. Hasilnya, sudah tertangkap beberapa perompak di Lampung.

"Setelah kita menggelar operasi kemarin, belum ada laporan lagi soal kejadian perompakan sampai hari ini. Terakhir perompaknya dari Lampung, bukan Jawa," ujar Susi di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (7/9/2016).

Menurut dia, perompak mengincar kapal-kapal nelayan dengan tangkapan besar, seperti rajungan dan kapal Bouke Ami. "Mereka (perompak) tahu hasil tangkapan nelayan sangat banyak, jadi mereka mengubah perampokan dari darat ke laut," kata Susi.

Guna meningkatkan keamanan di laut, termasuk nelayan-nelayan lokal, KKP bersama Badan Keamanan Laut (Bakamla), Badan Intelijen Negara (BIN), dan TNI Angkatan Laut terus melakukan pengawasan lalu lintas kapal di wilayah perairan Indonesia, termasuk di Selat Karimata.

"Yang sering terjadi perompakan di Selat Karimata, antara Provinsi Lampung dan Bangka. Makanya kita juga memonitor dan mengawasi kapal-kapal nelayan menggunakan satelit," jelasnya.

Cara lainnya, Susi mengaku, pemerintah membuatkan surat izin andon (surat tinggal sementara) saat melaut dari Jawa ke Selat Karimata. Surat itu diterbitkan saat pengajuan Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI).

"Jadi supaya kita tahu berapa banyak nelayan andon Jawa yang ada di Selat Karimata. Karena biasanya kejadian perompakan mencegat nelayan Jawa di Selat Karimata," tutur Susi.(Fik/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.