Sukses

Beras, Rokok Sampai Bensin Bikin Orang Miskin Makin Sengsara

Komoditas rokok menjadi salah satu komoditas yang berperanan cukup penting terhadap garis kemiskinan baik di kota besar maupun di pedesaan.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kenaikan jumlah orang miskin di periode September 2015 sebanyak 780 ribu orang menjadi 28,51 juta jiwa. Garis kemiskinan pun tercatat naik 4,24 persen akibat pengaruh komoditas makanan yang cukup besar dibanding non makanan.

Kepala BPS, Suryamin mengungkapkan, garis kemiskinan naik sebesar 4,24 persen selama Maret 2015-September 2015. "Dari total Rp 330.776 per kapita per bulan pada Maret 2015 menjadi Rp 344.809 per kapita setiap bulan di periode September lalu," ujarnya di Kantor BPS, Jakarta, Senin (4/1/2015).

Menurut Suryamin, peranan komoditas makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditas bukan makanan. "Sumbangan garis kemiskinan dari makanan mencapai 73,07 persen, sedangkan bukan makanan hanya mempengaruhi 26,93 persen," jelasnya.

Suryamin melanjutkan, komoditas rokok menjadi salah satu komoditas yang berperanan cukup penting terhadap garis kemiskinan baik di kota besar maupun di pedesaan.  Untuk rokok kretek filter  pengaruhnya di kota mencapai 8,08 persen dan 7,68 persen di pedesaaan.

"Kalau rokok di konsumsi tidak ada kalorinya seperti makanan (beras) 2.100 kalori per kapita per hari. Tidak ada kalorinya, cuma asap saja. ‎Coba uang beli rokok diberi beras, maka kalori bisa naik dan bisa keluar dari garis kemiskinan," jelasnya.

Berikut komoditas makanan yang memberi pengaruh besar terhadap garis kemiskinan:

1. Beras : di perkotaan 22,10 persen dan pedesaan 28,74 persen
2. Rokok kretek filter : di kota 8,08 persen dan 7,68 persen di pedesaaan
3. Telur ayam ras : 3,57 persen di kota dan 3,09 persen di desa
4. Daging ayam ras : 3,20 persen di kota dan 1,79 persen di desa
5. Mie instan : 2,61 persen di kota dan 2,46 persen di desa
6. Tempe : 2,18 persen di kota dan 2,08 persen di desa
7. Gula pasir : 2,15 persen di kota dan 3,11 persen di desa
8. Tahu : 2,07 persen di kota dan 1,81 persen di desa
9. Kue basah : 1,73 persen di kota dan 1,65 persen di desa
10. Roti : 1,67 persen di kota dan 1,46 persen di desa

Komoditas bukan makanan:

1. Perumahan : 9,07 persen di kota dan 7,37 persen di desa
2. Bensin : 3,07 persen di kota dan 2,44 persen di desa
3. Listrik : 2,87 persen di kota dan 1,58 persen di desa
4. Pendidikan : 2,74 persen di kota dan 1,45 persen di desa
5. Angkutan : 1,70 persen di kota dan 0,83 persen di desa.

(Fik/Gdn)


**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini