Sukses

Ekonomi RI Diprediksi Tumbuh di Bawah 5%

Di tengah situasi ekonomi dunia yang lesu, sulit bagi Indonesia untuk memacu pertumbuhan tinggi di atas 5 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah situasi ekonomi dunia yang lesu, sulit bagi Indonesia untuk memacu pertumbuhan tinggi di atas 5 persen. Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (BKF Kemenkeu) meramalkan, ekonomi negara ini hanya akan bertumbuh di bawah 5 persen sepanjang Januari-Maret 2015.

Demikian disampaikan Plt Kepala BKF, Suahasil Nazara usai 'Tropical Landscapes Summit' di Hotel Shangrila, Jakarta, Selasa (28/4/2015). "Inginnya sih setinggi-tingginya, tapi masukan dari dunia usaha, perhitungan kita, pertumbuhan ekonomi di kuartal I ini sekira 5 persen atau sedikit turun di bawah itu," ujar dia.

Penyebabnya, dijelaskan Suahasil, karena harga komoditas masih merosot sehingga penerimaan negara dari ekspor komoditas ikut turun. Contohnya saja perusahaan tambang yang mengalami pelemahan. "Kita sudah melihat kondisi ini pada tahun lalu," paparnya.

Ilustrasi pertumbuhan Ekonomi

Saat ini, dia mengatakan, Indonesia harus memacu belanja atau spending untuk hal-hal produktif karena sudah dianggarkan dari perubahan kebijakan subsidi bahan bakar minyak (BBM). Salah satunya membangun infrastruktur strategis, yang didanai dari APBN-P 2015 sebesar Rp 290 triliun. Jumlah ini lebih besar dibanding subsidi.

"Spending ini yang bisa menghasilkan perputaran uang," tegas Suahasil.

Pemerintah khususnya Ditjen Pajak, dia bilang, akan mengupayakan penerimaan pajak sesuai target APBN-P 2015 melalui ekstensifikasi dan meningkatkan kepatuhan pajak. Maklum saja, rasio pajak Indonesia masih 11 persen atau sangat rendah dibanding negara-negara tetangga Asia Tenggara.

"Jangan takut shartfall karena di meja saya ada 20 skenario. Yang penting kita benerin kalau salah-salah bayar pajak selama ini. Juga menyelamatkan perekonomian dengan spending produktif, sambil terus meningkatkan ekspor meski tidak bisa terlalu diandalkan karena kondisi ekonomi global," pungkas Suahasil. (Fik/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.