Sukses

China dan Timur Tengah Bakal Genjot Permintaan Minyak Dunia

OPEC menjelaskan hampir setengah dari pertumbuhan permintaan minyak tahun ini berasal dari China dan Timur Tengah.

Liputan6.com, New York - Harga minyak dunia jatuh drastis sejak Juni tahun lalu dan mulai menunjukkan stabilitas beberapa minggu terakhir. Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) menjelaskan hampir setengah dari pertumbuhan permintaan minyak tahun ini berasal dari China dan Timur Tengah.

Melansir laman CNBC, Selasa (17/3/2015), dalam laporan bulannya, OPEC memprediksi bahwa pertumbuhan permintaan minyak global akan meningkat sekitar 1,17 juta barel per hari menjadi 92,37 barel per hari. Angka tersebut agak meleset dari prediksi setelah penurunan harga minyak mendorong konsumsi.

Sepanjang 2015, OPEC memprediksi permintaan dunia akan minyak mentah tak akan berubah sekitar 29,2 juta barel per hari.

"Meski masih banyak tantangan tersisa, peningkatan yang diprediksi terjadi pada ekonomi global akan mengakibatkan permintaan minyak yang lebih tinggi sekitar 1,2 juta barel per hari. Meningkat dari pertumbuhan 1 juta barel per hari tahun lalu," seperti tertulis dalam laporan OPEC.

Mengingat sebagian besar peningkatan tersebut akan datang dari negara-negara berkembang, setiap perkembangan positif di negara-negara tersebut dapat menambah pertumbuhan permintaan minyak global.

Namun, OPEC mengoreksi perkiraan pertumbuhan di Rusia, yang terpukul keras pelemahan rubel dan sanksi Barat, dan Brasil.

Diperkirakan ekonomi Rusia akan mengalami kontraksi 3,2 persen pada 2015 dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya di level 2,4 persen.

Pada November tahun lalu, OPEC mempertahankan kapasitas produksinya meski harga minyak terus melemah. Itu demi mempertahankan daya saingnya melawan para pengusaha dari AS. (Sis/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini