Sukses

Ini Alasan Pengusaha Tak Turunkan Harga Pangan Meski BBM Turun

Penurunan harga BBM yang diumumkan oleh pemerintah beberapa waktu lalu belum diikuti oleh penurunan harga sebagian barang-barang kebutuhan.

Liputan6.com, Jakarta - Penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) yang diumumkan pemerintah beberapa waktu lalu belum diikuti penurunan harga sebagian barang-barang kebutuhan masyarakat.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) Solihin mengatakan belum turunnya harga ini bukan disebabkan aksi mengambil untung yang besar oleh para pengusaha ritel.

Dia menjelaskan, pengusaha ritel rata-rata menaikan harga barang antara 12 persen hingga 15 persen dari harga yang dijual oleh pabrik atau industri.

"Margain yang di-setting oleh para pengusaha paling antara 12 persen sampai 15 persen, tidak lebih," ujarnya di Jakart, Jumat (23/1/2015).

Dari margin tersebut, lanjut Solihin, ritel hanya mendapatkan untung antara 1 persen-2 persen. Ini lantaran dipotong biaya-biaya yang harus dikeluarkan seperti beban biaya listrik, gaji karyawan dan lain-lain.

"Margin 12 persen itu pun dipotong cost seperti gaji pegawai, listrik, dan lain-lain. Paling keuntungan ritel hanya 2 persen," lanjutnya.

Selain itu, Solihin juga membantah bahwa ritel melakukan penimbunan agar harga barang kebutuhan pokok tetap tinggi. Menurutnya, barang-barang yang ada di toko ritel hanya bisa bertahan hingga 2 minggu.

"Pola bisnis ritel modern, ada buffer stock, itu tidak lebih dari 2 minggu. Dan kalau stok pun tidak lebih dari 5 persen. Kalau sudah lebih dari 2 minggu barang sudah habis," tandasnya. (Dny/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini