Sukses

Jokowi Pangkas Anggaran Rapat, Pengusaha Hotel Diminta Realistis

Selama ini sebagian besar hotel sudah menjalin kerjasama dengan pemerintah untuk agenda rapat.

Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha yang tergabung dalam Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mulai kelimpungan dengan rencana pemotongan anggaran rapat oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Pasalnya selama ini sebagian besar hotel sudah menjalin kerjasama dengan pemerintah untuk agenda rapat maupun event-event tertentu yang menjadi sumber pendapatan mereka.

Anggota Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) sekaligus Direktur Investa Saran Mandiri, Hans Kwee, mengungkapkan, pelaku usaha di industri hotel mengkhawatirkan bakal kehilangan pendapatan dari rencana tersebut.

"Rapat memang banyak di akhir tahun, karena di awal-awal anggaran belum terserap, sehingga di akhir periode dihabiskan untuk rapat dan acara lain," ungkap dia kepada Liputan6.com, Jakarta, seperti ditulis Jumat (7/11/2014).

Hans menilai, Jokowi melakukan pemangkasan anggaran rapat dan perjalanan dinas demi efisiensi APBN.

Anggaran tersebut, sambungnya dianggap tidak tepat sasaran dan mesti dipotong. "Kalau mau rapat ya di kantor saja, nggak perlu ke hotel," ucapnya.

Dia berpendapat, pengusaha hotel harus realistis menghadapi kenyataan yang terjadi. Namun bukan berarti mati langkah.

Pelaku bisnis hotel dituntut untuk mencari klien-klien baru yang bisa memberi pemasukan bagi perusahaan.

"Pemerintah kan mau transformasi, nah pelaku usaha hotel harusnya memikirkan mencari klien lain, jangan cuma mengandalkan klien dari pemerintah saja. Ini untuk mengatasi kekurangan demand dari pemerintah," saran Hans.

Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal PHRI, Carla Parengkuan mengaku pelaku bisnis sangat khawatir terhadap rencana mengurangi program-program rapat yang banyak diselenggarakan di hotel. 

"Ada info tahun depan akan ada pengurangan  program rapat dari pemerintah di hotel," ujar Carla. 

Akibat dari kebijakan tersebut, tuturnya, dapat memicu perang tarif antar hotel yang melakoni bisnis hotel dan MICE. 

"Yang pasti akan sulit bagi hotel yang hanya mengandalkan bisnis MICE karena kue lebih kecil dan diperebutkan. Bisa terjadi perang tarif," terang dia.  

Carla mengimbau kepada seluruh anggota PHRI dan pelaku bisnis hotel lain untuk mengantisipasi kebijakan pemangkasan anggaran rapat apabila benar-benar terealisasi. 

"Anggota PHRI harus menyiapkan strategi guna mengantisipasi hal itu, termasuk meningkatkan pelayanan hotel dan restoran," cetus dia.(Fik/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini