Sukses

Menteri Susi Ajak Norwegia Bantu RI Saingi Perikanan Thailand

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan proyek ini akan dikembangkan di tengah laut wilayah Kabupaten Yapen, Papua Barat.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng pemerintah Norwegia dalam proyek budidaya ikan di laut lepas. Proyek ini membudidayakan ikan baramundi dan tuna yellowfin.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan proyek ini akan dikembangkan di tengah laut wilayah Kabupaten Yapen, Papua Barat.

"Hari ini Duta Besar Norwegia ini Ingin follow up dan melaporkan tentang kerjasama yang sedang dibangun untuk sebuah proyek perikanan di Kabupaten Yapen. Project perikanannya tentang aqua farming tapi di laut lepas untuk breeding  baramundi dan pembesaran juga untuk tuna yellowfin," ujar dia di Kantor KKP, Jakarta Pusat, Selasa (4/11/2014).

Dia menjelaskan, proyek pengembangan budidaya  ikan tersebut dalam proses kajian. Namun diharapkan sudah mulai berjalan pada Desember 2014.

"Proyek ini sudah dalam diskusi, kalau pelaksanannya tadi saya bilang, kalau saya punya way, punya speed, kalau bisa done last year ya done last year. We will do our best to make it happen soon," lanjutnya.

Susi menjelaskan, alasanya bersedia menjalin kerjasama dengan Norwegia karena negara tersebut telah berpengalaman dalam bisnis perikanan.

Menurut Susi, sebelumnya Norwegia tidak memanfaatkan potensi perikanan. Namun belakangan bisnis perikanan di negara tersebut berhasil menembus nilai US$ 10 miliar.

"Kita percaya dengan Norwegia yang memiliki pengalaman dari zero to ten billion dollars, ini adalah step yang besar. Tapi kita percaya kita bisa. Hanya pengalaman kecil yang saya punya sebelum di Kementerian ini, Pangandaran coast the line is 91 km, and we export," kata dia.

Dengan wilayah lautan yang luas dan berjalan proyek ini diharapkan bisa membantu meningkatkan ekspor perikanan Indonesia sehingga mampu bersaing dengan negara lain seperti Thailand, Taiwan dan China yang punya wilayah lebih kecil.

"Jadi jika dikalkulasikan, US$ 10 billion itu kecil dengan area yang kita punya. Kita percaya kita bisa melakukan itu. So yang dapat kamu lihat sekarang, Thailand, Taiwan, China, how many square they have territory, and lihat berapa besar dia bisa ekspor? dan bandingkan dengan Indonesia. Ini yang jadi portofolio kita. Dan saya percaya ini akan jadi step besar untuk kita kerjakan, tapi dengan kita disiplin dan komitmen, kita akan bisa," tandas dia. (Dny/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini