Sukses

Kenaikan Tarif Listrik Bikin Target Penjualan Tak Tercapai

"Tarif listrik naik untuk sektor industri sehingga pelanggan industri mengurangi pemakaian," ujar Kepala Divisi Niaga PLN, Beny Marbun.

Liputan6.com, Jakarta - Kenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL) yang mulai berlaku Mei 2014 membuat PT PLN (Persero) mengalami  penurunan penjualan listrik, hingga diperkirakan penjualan tidak sesuai target.

Kepala Divisi Niaga PT PLN, Beny Marbun mengatakan, kenaikan TTL membuat pelanggan PLN yang terdiri dari industri dan bisnis melakukan penghematan, sehingga mengurangi penjualan listrik PLN.

"Tarif listrik naik untuk sektor industri sehingga pelanggan industri mengurangi pemakaian," kata Beny, di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (1/10/2014).

Beny mengungkapkan, penurunan penjualan listrik atas penghematan penggunaan listrik tersebut mencapai 10 persen sampai saat ini. Namun diperkirakan akan meningkat jika industri tersebut membangun pembangkit sendiri.

"Kalau ada mereka lakukan efisiensi, industri terasa belum bangun pembangkit 5-10 persen," tuturnya.

Menurut Beny, penurunan penjualan tersebut mempengaruhi target pencapaian penjualan listrik mencapai 7 persen pada 2014. Hingga Agustus, penjualan listrik sampai 6,7 persen atau  198 Twh.

"Sepertinya kami agak sulit mencapai 7 persen. Hingga Agustus pertumbuhannya Year on Year 6,7 persen hingga Agustus. Tarif listrik terus naik sampai November. Mereka modifikasi untuk berhemat. 198 Twh mungkin beda sedikit saja," kata Beny. (Pew/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.