Sukses

BI Sebut Harga BBM Naik pada 2014 di Luar Prediksi

Bank Indonesia (BI) mengungkapkan, harga BBM bersubsidi naik Rp 3.000 pada November 2014 belum dimasukkan dalam asumsi APBN 2015.

Liputan6.com, Jakarta - Tim transisi pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) telah menyatakan kenaikan harga BBM bersubsidi akan dilakukan pada November 2014 dengan kenaikan sebesar Rp 3000 per liter.

Bank Indonesia (BI) menilai, rencana harga BBM bersubsidi naik pada akhir tahun 2014 di luar perkiraan. Hal itu mengingat tidak dimasukkan dalam risiko fiskal Indonesia sepanjang 2014.

"‎Yang pasti sih belum dihitung dalam asumsi APBN 2015, dan belum juga dicantumkan dalam target inflasi oleh BI di tahun ini," kata Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Peter Jacob saat berbincang dengan Liputan6.com, Selasa (30/9/2014).

Namun begitu Bank Indonesia bersama pemerintah siap menghadapi apa yang akan terjadi dalam hal risiko kenaikan harga BBM dalam satu tahap. Bank Indonesia dalam hal ini siap mengeluarkan bauran kebijakan‎ yang diperlukan demi mengantisipasi pergerakan pasar keuangan.
‎

Sementara itu, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Mirza Adityaswara menjelaskan, setiap kenaikan harga BBM itu akan memiliki tingakatan angka inflasi yang berbeda.

"Setiap kenaikan Rp 1.000 per liter itu angka inflasi 1,1 persen hingga 1,2 persen, kalau Rp 2.000 inflasinya 2,2 persen hingga 2,4 persen. Nah, kalau Rp 3.000 itu bisa 3,3 persen hingga 3,5 persen," kata Mirza.

Bank Indonesia hingga saat ini masih berkomitmen untuk pencapaian angka inflasi pada akhir 2014 tetap ada di level 3,5 persen hingga 5,5 persen.

"Kalau untuk inflasi bulan September indikasinya cukup terkontrollah, mudah-mudahan bisa di bawah bulan Agustus," tegas Mirza.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan laju inflasi pada Agustus 2014 mencapai 0,47 persen, atau lebih rendah dari bulan sebelumnya 0,93 persen. Adapun laju inflasi year on year atau periode Agustus 2013 hingga Agustus 2014 tercatat 3,99 persen.

Sedangkan laju inflasi secara tahun kalender (year to date) tercatat 3,42 persen. Rendahnya angka inflasi di Agustus merupakan bukti keberhasilan pemerintah mengantisipasi ledakan inflasi akibat melonjaknya kebutuhan pokok masyaraka‎t. (Yas/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.