Sukses

Daripada Upah, Buruh Lebih Baik Minta Pelatihan

Buruh diminta mempersiapkan diri menghadapi perdagangan bebas ASEAN.

Liputan6.com, Jakarta Pengusaha menilai para buruh lebih baik meminta pelatihan daripada kenaikan upah. Apalagi, sebentar lagi akan berlangsung pelaksanaan perdagangan bebas ASEAN.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Industri (Kadin) DKI Jakarta Sarman Simanjorang mengaku khawatir Indonesia bakal kalah saing dengan negara ASEAN saat berlangsungnya Masyarakat Ekonomi ASEAN.

Pihaknya menilai, kesiapan Indonesia sampai saat ini baru mencapai 40 persen.

"Kita masih 40 persen. Tapi masih bisa diubah kalau ada kemauan. Mudah-mudahan Pak Jokowi memberikan harapan baru, program baru untuk perubahan," kata dia, Jakarta, Kamis (11/9/2014).

Persentase itu muncul karena melihat kualitas pendidikan yang masih jauh ketimbang dari negara lain. Sarman menyebut, 60 persen tingkat pendidikan masih dalam tataran rendah.

Dia juga mengatakan kesiapan tenaga kerja Indonesia juga masih dirasa kurang.

"Kita lihat saat ini di kala Vietnam, Filipina, Kamboja mereka sudah kursus Bahasa Indonesia, Budaya Indonesia mereka sudah siap masuk ke Indonesia. Tapi tenaga kerja kita bagaimana? 60 persen tenaga kerja kita masih pendidikan rendah. Mereka hanya menuntut UMP naik tanpa didukung kompetensi dan produktifitas," tutur dia.

Menurutnya, para pekerja pun juga harus memperhatikan hal tersebut. Dia menjelaskan daripada para pekerja terus menerus meminta kenaikan UMP lebih baik mereka menuntut perusahaan menyisihkan alokasi dana untuk pelatihan.

Tegas dia, hal tersebut lebih bermanfaat untuk bersaing dalam hadapi MEA.

"Itu yang saya katakan, untuk meningkatkan dan juga agar SDM naik. Saya bilang tidak perlu hari libur, lebih baik serikat pekerja meminta perusahaan sisihkan untuk tingkatkan kualitas pekerja," tutup dia. (Amd/Nrm)

 

 

*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini