Sukses

Indonesia Punya Indeks Harga Batu Bara Sejak 2006

Pada tanggal 4 Agustus 2008 Coalindo meluncurkan indeks 4.200 Kcal (ICI-4).

Liputan6.com, Jakarta - Tidak seperti sumber daya alam lain, batu bara produksi Indonesia  sudah memiliki indeks harga sendiri sejak 2006. Hal tersebut diungkapkan oleh Managing Direktor  PT Coalindo Energy, Maydun Sipayung. 

Menurut Maydun, pada periode sebelum 2006, dalam menetapkan harga batu bara, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) mengacu pada indeks di luar negeri seperti Barlow Jonker Australia.

Namun ternyata, karena spesifikasi batubara produksi Indonesia jauh berbeda dengan batu bara Australia, maka dilakukan ekstrapolasi atau menentukan nilai sendiri pada batu bara Indonesia. Ekstrapolasi tersebut untuk mencari pendekatan harga yang lebih sesuai dengan batu bara produksi Indonesia.

"Metode ini memiliki kelemahan diantaranya sulit memperoleh harga batu bara yang lebih akurat," kata Maydun, di Kantor Coalindo Energy, Jakarta, Selasa (15/7/2014).

Dengan ekstrapolasi tersebut, maka lahirlah Indonesia Coal Index (ICI) yang dibentuk atas kerja sama antara PT Coalindo Energy dan Argus Media Limited pada Juli 2006. 

Maydun melanjutkan, dengan adanya ICI tersebut membawa perubahan baru dalam penetapan harga batu bara Indonesia. Pada awalnya, indeks harga batu bara yang diluncurkan adalah harga batu bara untuk 6.500 Kcal (ICI-1), 5.800 kcal (ICI-2) dan 5.000 Kcal (ICI-3).

"Maka pada tanggal 4 Agustus 2008 Coalindo telah meluncurkan lagi indeks 4.200 Kcal (ICI-4) sebagai respon terhadap program pemerintah dalam rangka percepatan pembangunan pembangkit listrik berbahan baku batu bara," ungkapnya.

Terkait dengan adanya  transaksi online fisik batu bara yang diselenggarakan oleh Bursa Berjangka bekerjasama dengan PT Bukit Asam, hal tersebut merupakan pelengkap dalam menentukan harga batu bara. Pasalnya, sebelum melakukan lelang bursa berjangka akan melihat kondisi harga di pasar.

Presiden Komisaris Coalindo, Jeffrey Mulyono menambahkan, Indonesia juga sudah memilik acuan penentuan harga batu bara dalam jangka panjang maupun pendek.

"Indonesia sudah punya acuan long term maupun short term, sebelum ada kontrak spot kapal, ada yang term, harga ditentukan periode itu, intinya, kita sudah mandiri eksportir thermal coal terbesar dan mandiri penetapan harga," pungkasnya. (Pew/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.