Tak Semua Lansia Bertensi Tinggi Perlu Obat

Orang tua lebih dari 60 tahun hanya boleh diresepkan obat-obatan ketika tekanan darahnya mencapai lebih dari 150/90.

oleh Melly Febrida diperbarui 20 Des 2013, 20:30 WIB
Para lansia yang sudah berusia 60 tahun dengan tekanan darah tinggi tak harus selalu minum obat untuk mengatasi tekanan darah. Ahli di Amerika Serikat merekomendasikan, untuk lansia usia lebih dari 60 tahun hanya boleh diresepkan obat-obatan ketika tekanan darahnya mencapai lebih dari 150/ 90 atau lebih.

Ini disebabkan, tablet tekanan darah itu memiliki efek samping seperti pingsan dan jatuh jika diminum oleh orang tua. Atau interaksi yang buruk terhadap penyakit lain.

Pedoman itu diterbitkan dalam Journal of American Medical Association. Namun, dokter menekankan bawah mereka tak mengubah definisi tekanan darah tinggi ketika 140/90. Dan untuk orang dengan penyakit jantung, diabetes, atau ginjal kronis harus 130/80 atau lebih rendah.

Orang tua bisa menghindari masalah kesehatan seperti serangan jantung, stroke dan penyakit ginjal ketika tekanan darah mereka di tingkat yang disarankan.

Lantas bagaimana dengan orang di bawah usia 60 tahun dengan masalah kesehatan lain? Menurut para ahli, orang dewasa memerlukan obat-obatan ketika tekanan darahnya 140/90 karena dianggap tinggi.

Sepertiga orang di Inggris dan Amerika Serikat memiliki tekanan darah tinggi dan sepertiganya tak menyadarinya. Padahal ini berisiko terkena penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal.

Dan kebanyakan orang ketika tekanan darahnya tinggi tak memiliki gejala sehingga tak terdeteksi atau tak diobati.

Orang dengan hipertensi secara rutin disarankan mengubah gaya hidupnya dengan makan sedikit garam, menurunkan berat badan, mengurangi minuman beralkohol, makan lebih banyak buah dan sayuran, serta banyak olahraga.

"Banyak orang dewasa yang lebih tua mungkin mengurangi dosis mereka atau mengambil obat lebih sedikit," kata Dr Paul James, anggota panel dan spesialis obat keluarga seperti dikutip Dailymail, Jumat (20/12/2013).

Panel menambahkan bahwa pedoman itu hanya rekomendasi dan dokter harus membuat keputusan pengobatan berdasarkan keadaan individu pasien.

(Mel/*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya