Usai Right Issue, Aset Indoritel Makmur Capai Rp 7 Triliun

PT Indoritel Makmur Indonesia Tbk berambisi untuk meningkatkan bisnis perseroan telah menyertakan modal di perusahaan sektor konsumsi.

oleh Dian Ihsan Siregar diperbarui 11 Des 2013, 15:00 WIB
PT Indoritel Makmur Indonesia Tbk (DNET) mencatatkan aset mencapai Rp 7,08 triliun pada 30 September 2013 dari periode 31 Desember 2012 senilai Rp 16,82 miliar.

Peningkatan aset itu seiring langkah perseroan melakukan penawaran umum terbatas/right issue dengan melepas 14 miliar saham biasa dengan nilai nominal Rp 250 per saham. Harga pelaksanaan right issue Rp 500 per saham. Perolehan dana right issue sekitar Rp 7 triliun.

Dana tersebut digunakan untuk menyertakan modal di sejumlah perusahaan di sektor konsumsi antara lain PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), PT Nippon Indosari Corporindo Tbk (ROTI), dan PT Indomarco Prismatama (Indomaret) dengan masing-masing sebesar 35,8%, 31,5%, dan 40%.

Setelah penyertaan modal di sektor konsumsi itu,  perseroan berambisi untuk meningkatkan kinerja perseroan ke depan. Direktur PT Indoritel Makmur Indonesia Tbk, Evensius Go (Even Go) mengatakan, langkah perseroan menjalankan penawaran umum terbatas/ right issue yang dijalankan pada pertengahan tahun 2013, bertujuan untuk mendukung bisnis yang dijalankan perseroan saat ini.

"Kami harapkan perubahan bisnis menjadikan perseroan lebih optimis untuk ke depannya. Sehingga kinerja perseroan bisa memberikan efek positif bagi induk perusahaan," ujar Even ketika ditemui dalam acara paparan publik perseroan di Graha CIMB Niaga, Jakarta, Rabu (11/12/2013).

Even menjelaskan, perseroan optimistis  bisa menjadi perusahaan konsumen yang terdepan di Indonesia. Sebagai langkah untuk menjadi perusahaan konsumen terdepan, perseroan memiliki strategi khusus agar target tersebut bisa tercapai, seperti meningkatkan nilai merek dan penguasaan pasar yang lebih tinggi.

Selain itu, ia mengungkapkan, perseroan juga berusaha keras untuk meningkatkan perolehan keuntungan dan pengembalian modal yang lebih tinggi.

"Kami juga mengevaluasi setiap peluang bisnis yang baru dan bisa saling melengkapi. Itu yang kita inginkan agar semua prospek yang kita tuju bisa tercapai," tegasnya.

Berdasarkan laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Perseroan mencatatkan penurunan pendapatan menjadi Rp 6,77 miliar hingga kuartal III 2013 dari periode sama tahun 2012 senilai Rp 9,73 miliar.

Selain itu, perseroan dapat meraih laba mencapai Rp 85,73 miliar hingga kuartal III 2013 dari periode sama tahun 2012 rugi Rp 252,51 juta. (Dis/Ahm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya