Tragedi Bintaro II, Jokowi: Cuma Gara-gara Orang Melanggar Lalin

Sebanyak 7 nyawa melayang dan puluhan lainnya menderita luka-luka dalam tragedi Bintaro II yang terjadi Senin kemarin.

oleh Andi Muttya Keteng diperbarui 10 Des 2013, 21:14 WIB
Sebanyak 7 nyawa melayang dan puluhan lainnya terluka dalam kecelakaan kereta menghantam truk BBM Pertamina di perlintasan kereta Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan, pada Senin kemarin. Selain masih buruknya sistem transportasi Tanah Air, kecelakaan seperti itu juga disebabkan kedisiplinan masyarakat yang masih kurang.

Karena itu menurut Gubernur DKI Jakarta Jokowi, yang paling penting dilakukan saat ini adalah penegakan hukum, khususnya terhadap para pelanggar pintu perlintasan kereta api. Siapapun yang melanggar, baik gubernur, walikota, bahkan menteri, tetap harus ditindak tegas.

"Sebetulnya yang paling penting adalah penegakan hukum. Artinya, siapapun dia kalau sudah lewat palang kereta, kalau sudah dibunyikan, tanda ya berhenti," kata Jokowi di atas kereta ekonomi AC rute Tanah Abang-Serpong, Selasa (10/12/2013).

Sebab, dari peninjauan langsung ke jalur kereta bersama Dirut PT Kereta Api Indonesia (KAI) Ignasius Jonan, Jokowi mendapat laporan, bahwa di palang pintu perlintasan sirene selalu dibunyikan 5 menit sebelum kereta datang. Ketidakpatuhan dari pengendaralah yang kerap menimbulkan kecelakaan.

"Keterangan dari masinis, mereka selalu membunyikan tanda bel. Ini sebenarnya cuma gara-gara orang melanggar lalu lintas saja," kata Jokowi.

KRL jurusan Tanah-Abang Serpong terlibat kecelakaan dengan truk tangki BBM yang melewati palang pintu perlintasan Pondok Betung, Jaksel, Senin 9 Desember kemarin. (Ndy)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya