Pengamat: Jokowi-Jusuf Kalla Duet Capres-Cawapres Ideal

Duet tersebut dinilai mencerminkan representasi Jawa dan luar Jawa.

oleh Riz diperbarui 29 Agu 2013, 16:25 WIB

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla merupakan duet ideal yang berpeluang meraup banyak suara bila dipasangkan sebagai capres dan cawapres pada Pemilihan Presiden 2014. Demikian yang disampaikan pengamat politik Joko J Prihatmoko.

"Popularitas Jokowi hingga hari ini begitu tinggi, temasuk di luar Jawa. Kalau dipasangkan dengan Jusuf Kalla, keduanya merupakan pasangan yang merepresentasikan kaum nasionalis dan Islam karena Kalla itu orang NU (Nahdlatul Ulama) meski beliau kader Golkar," kata Joko di Semarang, Kamis (29/8/2013).

Dosen FISIP Universitas Wahid Hasyim Semarang, Jawa Tengah tersebut menambahkan, duet tersebut juga mencerminkan representasi Jawa-luar Jawa. Kalla, menurut dia, merupakan sosok yang memiliki pengalaman panjang sebagai pebisnis sekaligus sukses melakukan terobosan ekonomi semasa menjadi Wapres.

"Dukungan dari grassroot (masyarakat bawah) kepada Jokowi sangat kuat. Kesederhanaan dia dalam memecahkan masalah yang rumit telah membentuk dirinya sebagai sosok berkharisma. Namun, untuk mengelola negeri sebesar Indonesia dibutuhkan pendamping yang berpengalaman dan punya kemampuan mengelola perekonomian. Jusuf Kalla memiliki kapasitas ini," papar Joko.

Menurut dia, latar belakang ideologi seorang calon tetap penting karena realitas politik tersebut tidak bisa dinafikan ketika meracik pasangan capres dan cawapres di negeri multikultural seperti Indonesia.

Meskipun Jokowi memiliki elektabilitas tinggi, lanjut Joko, bukan berarti mantan Walikota Solo ini bakal mulus mendapat dukungan dari PDIP, partai tempat Jokowi bernaung.

"Saya kira elektabilitas Megawati Soekarnoputri (Ketua Umum PDIP) nantinya tidak bakal sebesar ketika dia kalah dalam Pilpres 2009. Begitu pula bila Puan Maharani didorong jadi capres," katanya.

Oleh karena itu, sambung dia, Jokowi merupakan pilihan paling rasional bagi PDIP untuk maju menjadi capres. Bila tidak ada masalah besar yang membelitnya, popularitas dan elektabilitas Jokowi akan sulit dilampaui calon lain.

Meski demikian, Joko mengingatkan, Megawati tetap menjadi penentu siapa yang bakal menjadi capres PDIP pada 2014 karena dalam munas sebelumnya penentuan capres diserahkan kepada Ketua Umum partai berlambang banteng itu.

Menurut dia, sosok Jokowi menjadi model yang ideal dalam training ground politik karena dia merintis dari bawah, mulai dari kader partai, terus menjadi walikota, menang dalam Pilgub DKI Jakarta dan mencatat sejumlah sukses di DKI Jakarta. Kemudian memiliki peluang besar untuk menjadi orang nomor 1 di negeri ini bila kelak memang maju dalam Pilpres 2014. (Ant/Riz)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya