Bank Indonesia dan UEA Sepakati Kerangka Kerja Transaksi Bilateral Gunakan Mata Uang Lokal

Kemitraan antara UEA dan Indonesia salah satunya ditunjukkan dengan pertumbuhan perdagangan nonmigas yang terus meningkat antara 2017 dan 2023.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 12 Mei 2024, 18:18 WIB
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, dan Gubernur Bank Sentral Uni Emirat Arab, Khaled Mohamed Balama, menandatangani Memorandum of Understanding (MoU). (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, dan Gubernur Bank Sentral Uni Emirat Arab (UEA), Khaled Mohamed Balama, menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) untuk mendukung peningkatan hubungan perdagangan antara kedua negara melalui pembentukan kerangka kerja yang mendorong penggunaan mata uang lokal untuk transaksi bilateral. 

Kemitraan antara Uni Emirat Arabdan Indonesia salah satunya ditunjukkan dengan pertumbuhan perdagangan nonmigas yang terus meningkat antara 2017 dan 2023.

MoU tersebut menjabarkan kerangka kerja yang terdiri dari berbagai elemen untuk memfasilitasi penyelesaian transaksi perdagangan lintas batas dalam dua mata uang nasional (Dirham UEA dan Rupiah Indonesia). 

MoU juga menjelaskan jenis transaksi yang memenuhi syarat dan memungkinkan untuk mendukung pengembangan pasar keuangan. Kolaborasi ini menandai tonggak penting dalam memperkuat kerja sama keuangan bilateral dan diharapkan akan membantu dunia usaha mengurangi biaya pemrosesan transaksi. 

Berdasarkan perjanjian ini, Bank Sentral UEA dan Bank Indonesia akan berkolaborasi dalam mendorong penggunaan mata uang nasional mereka dengan mendukung penerapan kerangka kerja secara bertahap, yang juga bertujuan mendukung stabilitas perekonomian dan stabilitas sistem keuangan.

Menanggapi perjanjian ini, Gubernur Bank Indonesia menyampaikan pentingnya upaya memperdalam pasar keuangan dan memperkuat hubungan ekonomi Uni Emirat Arab dengan Indonesia melalui penggunaan mata uang lokal. 

"Inisiatif ini merupakan salah satu upaya mendorong stabilitas dan ketahanan untuk mengatasi meningkatnya kerentanan ekonomi,” kata Perry dilansir dari siaran pers, Minggu (12/5/2024).

Adapun Khaled Mohamed Balama, Gubernur Bank Sentral UEA, mengatakan perjanjian ini merupakan dasar untuk memperkuat kemitraan masa depan antara kedua belah pihak. 

"Membuka peluang bisnis yang lebih besar di sektor perbankan dan keuangan, serta sebagai upaya mendukung pertumbuhan perdagangan dan investasi,” pungkasnya.

 

2 dari 4 halaman

Bank Indonesia Ramal Ekonomi Global Melemah pada 2024, Ini Penyebabnya

Pemandangan gedung perkantoran dan pusat perbelanjaan di Jakarta, Selasa (5/4/2022). Bank Dunia menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 menjadi 5,1 persen pada April 2022, dari perkiraan sebelumnya 5,2 persen pada Oktober 2021. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) prediksi perekonomian global pada 2024 lebih rendah yakni 3 persen, dibandingkan kondisi perekonomian 2023 yang sebesar 3,1 persen.

"Kami perkirakan perekonomian global tahun 2024 3 persen, sedikit lebih rendah dari tahun sebelumnya 2023," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia Juda Agung dalam acara Economic Outlook 2024, Kamis (29/2/2024).

Kendati pertumbuhan ekonomi global tahun ini diproyeksikan masih lemah, kata Juda, laju pertumbuhan ekonomi global 2024 justru  lebih kuat dibandingkan perkiraan sebelumnya

"Berangkat dari global kita mungkin cautious optimistik.Kalau kita lihat perekonomian  global kami perkirakan 2024 memang lebih rendah dari 2023, tapi angkanya akan lebih tinggi dari perkiraan kita sebelumnya," ujarnya.

Faktor hati-hati dan optimistis (cautious optimistic) yang dimaksud ialah eskalasi ketegangan geopolitik yang masih berlanjut yang dinilai dapat mengganggu rantai pasokan, yang berpotensi dapat mendorong meningkatnya harga komoditas pangan dan energi, serta menahan laju penurunan inflasi global.

"Mungkin yang perlu sedikit worry adalah disisi inflasi global. Di sini kelihatan bahwa penurunan inflasi global itu masih tertahan," tutur dia.

Sementara, sisi optimisnya berasal dari masih kuatnya kinerja ekonomi Amerika Serikat. Misalnya, dilihat dari penjualan eceran negara tersebut masih jauh lebih tinggi dibandingkan negara maju lainnya.

"Amerika ternyata lebih kuat dari yang kita perkirakan baik dari sisi ketenagakerjaan dan sebagainya, kelihatan bahwa ekonominya sangat strong. Misalnya, penjualan eceran kalau kita bandingkan dengan negara-negara lain kelihatan Amerika jauh lebih tinggi dibandingkan negara-negara besar yang lainnya," pungkasnya.

 

3 dari 4 halaman

Begini Kondisi Ekonomi Global Andai AS Kena Resesi

Seorang wanita berjalan ke konter tiket Southwest di Bandara Internasional Los Angeles, Los Angeles, Amerika Serikat, 19 Desember 2022. Liburan Natal dan Tahun Baru bagi sebagian warga Amerika Serikat dan Eropa tahun ini menghadirkan kekhawatiran karena tekanan ekonomi. (AP Photo/Jae C. Hong)

Sebelumnya diberitakan, Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi AS yang kuat telah menjadi pendorong utama pertumbuhan global yang lebih baik dari perkiraan.

Hal itu disampaikan Yellen pada konferensi pers menjelang pertemuan pejabat keuangan negara anggota G20 pekan ini di Sao Paolo, Brasil.

Yellen mengatakan kekuatan ekonomi AS telah menopang pertumbuhan global, didorong oleh kebijakan pemerintahan Presiden Joe Biden yang mendukung dunia usaha yang terdampak parah oleh pandemi COVID-19, dan investasi pada manufaktur dalam negeri, serta energi ramah lingkungan, dan infrastruktur.

Seandainya resesi AS terjadi pada tahun 2023, seperti perkiraan banyak orang, pertumbuhan global akan keluar jalur. Meskipun ada risiko terhadap prospek kami, pertumbuhan Amerika secara konsisten melebihi proyeksi,” kata Yellen, dikutip dari US News, Selasa (27/2/2024).

Menkeu AS juga mengatakan bahwa pertumbuhan di banyak negara, termasuk Brasil, yang saat ini menjadi presiden Kelompok 20, juga berkontribusi terhadap pertumbuhan global, meskipun negara-negara lain masih menghadapi tantangan.

Perlambatan Ekonomi GlobalDalam kutipan pernyataannya yang dikeluarkan oleh Departemen Keuangan AS, Yellen menyoroti proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF) dan lembaga lainnya bahwa ada perlambatan ekonomi global secara luas pada tahun 2023 namun tidak terjadi.

Sebaliknya, pertumbuhan mencapai 3,1 persen, melebihi ekspektasi, dan inflasi turun, dengan inflasi diperkirakan akan terus turun tahun ini di sekitar 80 persen negara.

“Ke depan, kami tetap menyadari risiko yang dihadapi prospek global dan terus memantau secara cermat tantangan perekonomian di negara-negara tertentu, namun perekonomian global tetap tangguh,” ujar Janet Yellen.

4 dari 4 halaman

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global

Komuter yang memakai masker berjalan melintasi persimpangan di kawasan pusat bisnis pada hari dengan tingkat polusi udara yang tinggi di Beijing, China, Senin (6/3/2023). Pejabat ekonomi China menyatakan keyakinannya bahwa mereka dapat memenuhi target pertumbuhan tahun ini sekitar 5 persen dengan menghasilkan 12 juta pekerjaan baru dan mendorong pengeluaran konsumen setelah berakhirnya kontrol antivirus yang membuat jutaan orang tetap di rumah. (AP Photo/Mark Schiefelbein)

Sebelumnya, IMF bulan lalu menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 3,1 persen pada 2024, naik dua persepuluh poin persentase dari perkiraan bulan Oktober 2023 lalu, dan mempertahankan perkiraan tahun 2025 tidak berubah pada angka 3,2 persen.

Kepala ekonom IMF, Pierre-Olivier Gourinchas, mengatakan Outlook Ekonomi Dunia yang diperbarui oleh pemberi pinjaman global tersebut menunjukkan soft landing sudah di depan mata, namun pertumbuhan keseluruhan dan perdagangan global masih lebih rendah dari rata-rata historis.

Dalam keterangan terpisah, juru bicara IMF Julie Kozack pekan lalu juga mengungkapkan pihaknya akan mempertimbangkan informasi baru mengenai perekonomian Jepang dan Inggris, yang keduanya tergelincir ke dalam resesi, ketika mereka menyiapkan perkiraan global baru yang akan dirilis pada April.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya