Prabowo soal Pihak yang Tak Mau Kerjasama Jangan Ganggu, Pengamat: Bukan Alergi Oposisi

Ujang meyakini, Prabowo masih membutuhkan kelompok opisisi sebagai pihak yang menyeimbangkan pemerintahannya.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 11 Mei 2024, 12:33 WIB
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (tengah) bersama relawan Jokowi Mania (Joman) menyampaikan keterangan pers usai melakukan pertemuan di Rumah Kertanegara, Jakarta, Kamis (16/2/2023). Dalam pertemuan tersebut, relawan Joman sepakat mendukung Prabowo Subianto untuk Pilpres 2024 dan bertransformasi menjadi Prabowo Mania 08. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat Politik Ujang Komarudin berpendapat, pernyataan presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto soal pihak yang tak ingin kerja sama jangan mengganggu pemerintahan merupakan peringatan yang positif. 

Menurut Ujang, konteks jangan mengganggu dimaksud yaitu membuat fitnah, menebar hoaks atau ujaran kebencian terhadap pemerintahan yang sedang fokus membangun bangsa dan bukan alergi terhadap kelompok oposisi.

“Dalam konteks “jangan ganggu” yang disebut Prabowo, mungkin pihak di luar pemerintahan silakan menjadi oposisi dan mengkritik tapi kritiknya yang objektif dan konstruktif, berbasis data, bukan fitnah dan hoaks dan bukan menebar kebencian. Itu yang membuat pemerintah merasa dirugikan,” kata Ujang melalui pesan suara diterima Liputan6.com, Sabtu (11/5/2024).

Ujang meyakini, Prabowo masih membutuhkan kelompok opisisi sebagai pihak yang menyeimbangkan pemerintahannya. Ujang pun juga percaya, hadiran kelompok oposisi yang objektif bertujuan baik untuk membangun sebuah negara demokrasi.

“Jadi silakan beroposisi karena memang dibutuhkan tetapi jangan menebar fitnah, hoaks dan kebencian, sehingga stabilitas pemerintahan terhambat dan goyah,” jelas akademisi Universitas Al Azhar Indonesia ini.

Ujang mendorong, pemerintahan Prabowo bersama Gibran bisa lebih baik lagi untuk membangun bangsa. Maka dari itu, dibutuhkan banyak pihak untuk bisa diajak kerja sama demi merealisasi janji kampanye mereka. 

“Pemerintahan harus berjalan stabil, baik dalam konteks pembangunan dan persepsi positif di masyarakat/publik maka pilihannya Prabowo-Gibran harus kerja keras untuk merealisasi janji kampanyenya untuk membangun Indonesia 5 tahun ke depan,” Ujang menandasi.

 

2 dari 2 halaman

Prabowo Minta Jangan Diganggu

Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menerima ucapan selamat via telepon dari Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, Jumat (22/3) malam WIB (Istimewa)

Diberitakan sebelumnya, Presiden terpilih RI Prabowo Subianto meminta kepada pihak-pihak yang tidak mau diajak kerja sama untuk tidak mengganggu. Sebab, Prabowo ingin fokus ingin bekerja untuk menjaga kekayaan bangsa Indonesia.

"Saya akan berjuang terus bersama semua kekuatan yang mau diajak kerja sama. Yang tidak mau diajak kerja sama tidak apa-apa. Kalau ada yang mau nonton di pinggir jalan, silakan jadi penonton yang baik," ujar Prabowo dalam acara bimtek dan rakornas pilkada PAN di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Kamis (9/5/2024).

"Tapi kalau sudah tidak mau diajak kerja sama, ya jangan mengganggu. Orang lagi mau kerja kok. Kita mau kerja. Kita mau kerja. Kita mau amankan kekayaan bangsa Indonesia," sambungnya.

Mantan Danjen Kopassus ini tidak tak ingin ada lagi orang Indonesia yang menangis karena lapar. Prabowo bakal terus berupaya agar rakyat Indonesia tidak kelaparan.

"Saya yakin saudara tidak terima. Saya malu saya dikasih pangkat jenderal oleh rakyat. Saya dipilih oleh rakyat. Siang dan malam kita berpikir, saya berpikir, bagaimana rakyat Indonesia tidak ada yang lapar," jelasnya.

Infografis Pertemuan Prabowo dengan Megawati, SBY dan Jokowi. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya