Pemilu 2024 Bisa Satu atau Dua Putaran, Mana Paling Untungkan Pengusaha?

Hasil hitung cepat atau quick count Pemilu 2024 mulai muncul dari berbagai lembaga survei. Salah satu Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Prabowo-Gibran terpantau unggul.

oleh Arief Rahman Hakim diperbarui 15 Feb 2024, 16:00 WIB
Sejumlah warga melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di Manglen, Desa Cawan, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. (Dok: Ilyas)

Liputan6.com, Jakarta Hasil hitung cepat atau quick count Pemilu 2024 mulai muncul dari berbagai lembaga survei. Salah satu Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Prabowo-Gibran terpantau unggul dengan perolehan suara lebih dari 50 persen.

Angka ini membuka peluang Pemilu 2024 berjalan dalam 1 putaran. Kendati masih berbasis pada quick count, tidak menutup kemungkinan adanya putaran kedua. Lantas, mana skema yang paling menguntungkan bagi pengusaha?

Ekonom dari Indonesia Strategic and Economic Action Institution (ISEAI) Ronny P Sasmita mencoba menakar hal tersebut. Dia mengatakan, aspek ekonomi dan pengusaha cukup bergantung pada kepastian kemenangan paslon dalam kontestasi politik.

Pasalnya, masih banyak pengusaha yang menahan diri (wait and see) sebelum helatan Pemilu 2024. Maka, hasil pemilu juga jadi penentu arah gerak pengusaha.

"Tingkat kepastian (kemenangan paslon) sebelum pemilihan dilakukan hanya sekitar 30-an persen untuk masing-masing kandidat," ujar Ronny kepada Liputan6.com, Kamis (15/2/2024).

Ketika berjalan 2 putaran, maka kepastian kemenangan diantara Capres naik menjadi 50 persen. Besaran ini ikut berpengaruh pada keputusan yang perlu diambil oleh pengusaha. Bisa dibilang, pelaku usaha masih akan menahan diri.

"Nah jika berubah menjadi dua putaran alias masih tersisa dua paslon, tingkat kepastian baru bertambah menjadi 50 persen," kata dia.

Satu Putaran

Berkaca pada hasil quick count, diprediksi Pemilu 2024 akan berjalan dengan satu putaran saja. Pasalnya, ada paslon Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang terpantau menguasai lebih dari 50 persen suara.

Perolehan ini dipandang memberi keyakinan pada pengusaha. Alhasil, bisa mengambil keputusan lebih cepat ketimbang menunggu putaran kedua pemilu.

"Jika pemilu ternyata satu putaran, meskipun baru berupa sinyal jelas dari quick count, maka tingkat kepastiannya (kemenangan paslon) sudah berada pada level 80 persen," ucapnya.

"Level kepastian tersebut sudah lebih dari cukup bagi pengusaha dan investor untuk meneruskan rencana-rencana yang tertahan atau memikirkan rencana-rencana baru untuk berinvestasi," sambung Ronny.

 

2 dari 3 halaman

Pengusaha Tak Perlu Was-Was

Warga memasukkan surat suata saat simulasi pemungutan suara Pemilu 2024 di Halaman Kantor Wali Kota Jakarta Pusat, Rabu (17/1/2024). Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jakarta Pusat menggelar simulasi pemungutan dan penghitungan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Proses hitung cepat atau quick count masih terus berjalan. Hingga saat ini, pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden (Capres-Cawapres) Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka terpantau unggul.

Suara yang dicatatkan oleh banyak lembaga survei pun tak tanggung-tanggung. Rata-rata berkisar di 50-60 persen mengarah pada Prabowo-Gibran. Lantas, bagaimana dampaknya ke ekonomi dan pelaku usaha?

Ekonom Indonesia Strategic and Economic Action Institution (ISEAI) Ronny P Sasmita menilai tingkat kepastian ekonomi kedepan semakin jelas. Ramalannya, kegiatan ekonomi Indonesia akan kembali pada posisi sebelum pemilu.

"Hasil Quick Count sudah memberikan sinyal jelas kepada pasar bahwa pemilu berkemungkinan besar hanya satu putaran. Artinya, tingkat kepastian ekonomi akan kembali ke masa sebelum hiruk-pikuk pemilu dimulai," kata Ronny kepada Liputan6.com, Kamis (15/2/2024).

 

3 dari 3 halaman

Kebijakan Terus Dilanjutkan

Petugas memasukkan surat suara saat simulasi Pemilu 2024 di Kantor KPU RI, Jakarta, Selasa (22/3/2022). Simulasi digelar untuk memberikan edukasi kepada masyarakat terkait proses pemungutan dan penghitungan suara pemilu serentak yang akan dilaksanakan tahun 2024. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Dia melihat adanya kecenderungan berlanjutnya kebijakan yang saat ini sudah diterapkan terkait investasi dan aspek terkait lainnya. Pasalnya, hasil quick count merujuk pada keunggulan dari Prabowo-Gibran, dimana keduanya dekat dengan pemerintahan saat ini.

"Pelaku pasar sudah mendapatkan gambaran jelas bahwa akan ada keberlanjutan berbagai kebijakan yang ada saat ini, karena sinyal dari quick count memang mengarah ke calon yang menyuarakan isu keberlanjutan," tuturnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya