Kutuk Serangan Israel ke Gaza, Afrika Selatan dan Chad Panggil Pulang Dubesnya di Tel Aviv

Adalah kejahatan perang bagi Israel jika secara langsung menargetkan warga sipil Palestina di rumah sakit, ambulans, sekolah, gedung apartemen, dan di mobil pribadi mereka. Demikian ditegaskan Afrika Selatan.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 07 Nov 2023, 15:09 WIB
Sebanyak 18 pimpinan yang menandatangani perjanjian tersebut termasuk Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Volker Turk, Kepala Organisasi Kesehatan Dunia Tedros Adhanom Ghebreyesus, dan Kepala Bantuan PBB Martin Griffiths. (AP Photo/Abed Khaled)

Liputan6.com, Pretoria - Afrika Selatan dan Chad mengumumkan bahwa mereka memanggil pulang diplomatnya dari Israel untuk berkonsultasi. Langkah tersebut diambil dalam menanggapi perang Hamas Vs Israel.

"Pemerintah Afrika Selatan telah memutuskan untuk menarik semua diplomatnya di Tel Aviv untuk berkonsultasi," kata menteri kabinet Khumbudzo Ntshavheni pada Senin (6/11/2023).

Pemerintah Afrika Selatan mengatakan kepada CNN bahwa bahwa ada tiga diplomatnya di Israel yang akan dipanggil pulang.

"Kabinet juga mencatat pernyataan meremehkan yang terus-menerus dari duta besar Israel untuk Afrika Selatan mengenai mereka yang menentang kekejaman dan genosida pemerintah Israel," kata Ntshavheni.

"Genosida yang diawasi oleh komunitas internasional tidak dapat ditoleransi."

Duta Besar Israel untuk Afrika Selatan Eliav Belotserkovsky dilaporkan sering tampil di media Afrika Selatan, termasuk lembaga penyiaran publik, dalam beberapa pekan terakhir.

 

2 dari 3 halaman

Mengecam Operasi Militer Israel di Gaza

Kehancuran terlihat jelas di seluruh Gaza, ketika warga Palestina mati-matian mencari korban yang selamat dan terpaksa berjalan melewati puing-puing yang tertinggal setelah pemboman Israel. (AP Photo/Ali Mahmoud)

Pada Maret, parlemen Afrika Selatan telah lebih dulu mengeluarkan resolusi untuk menurunkan hubungan dengan Israel.

Teranyar, pemerintah Afrika Selatan sangat mengecam operasi militer Israel di Gaza.

Dalam pernyataan media pada 4 November, Kementerian Luar Negeri Afrika Selatan mengatakan, "Adalah kejahatan perang bagi Israel jika secara langsung menargetkan warga sipil Palestina di rumah sakit, ambulans, sekolah, gedung apartemen, dan di mobil pribadi mereka."

Kementerian Luar Negeri Afrika Selatan pun mengulangi seruannya untuk gencatan senjata segera.

3 dari 3 halaman

Dukungan terhadap Palestina

Warga Palestina yang terluka tiba di Rumah Sakit al-Shifa menyusul serangan udara Israel di Kota Gaza, Jalur Gaza, Senin (16/10/2023). (AP Photo/Abed Khaled)

Sementara itu, Chad memanggil kembali kuasa usaha negaranya untuk Israel pada 4 November. Demikian menurut pernyataan dari juru bicara pemerintah yang diunggah di Facebook oleh Kementerian Luar Negeri Chad.

Kemudian unggahan di situs Kepresidenan Chad pada Senin menyebutkan bahwa keputusan memanggil pulang diplomat senior untuk berkonsultasi diambil sebagai bentuk "kemarahan" atas perang yang sedang berlangsung.

"Chad mengutuk hilangnya banyak nyawa warga sipil tak berdosa dan menyerukan gencatan senjata yang mengarah pada solusi abadi terhadap masalah Palestina," ungkap juru bicara pemerintah.

Afrika Selatan dan Chad bukan satu-satunya negara yang menarik kembali diplomat mereka dari Israel sejak perang Hamas Vs Israel dimulai pada 7 Oktober.

Turki mengambil langkah serupa, memanggil duta besarnya di Tel Aviv untuk berkonsultasi sehubungan dengan tragedi kemanusiaan yang terjadi di Gaza dan serangan udara Israel yang terus berlanjut. Hal ini diungkapkan Kementerian Luar Negeri Turki pada Sabtu (4/11).

Beberapa negara lain seperti Honduras, Kolombia, Chile, Yordania, dan Bahrain telah menarik duta besarnya dari Israel.

Ada negara yang bahkan lebih frontal. Bolivia mengumumkan pemutusan hubungan diplomatiknya dengan Israel pekan lalu, dengan alasan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan terhadap rakyat Palestina selama perang Hamas Vs Israel.​

Infografis Tragedi Kemanusiaan 3.000 Lebih Anak Meninggal di Gaza. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya