Smartphone Huawei Mendeteksi Aplikasi Google Sebagai Virus, Kok Bisa?

Aplikasi Google ditandai sebagai virus TrojanSMS-PA di ponsel Huawei, bagaimana ceritanya?

oleh M. Labib Fairuz Ibad diperbarui 05 Nov 2023, 09:00 WIB
Notifikasi Google Ditandai sebagai Virus di Ponsel Huawei. (Dok: GizChina)

Liputan6.com, Jakarta - Gambar dan komentar terkait smartphone Huawei yang menandai aplikasi Google sebagai virus baru-baru ini muncul di internet dan menjadi perbincangan di jagat maya. 

Dalam foto tersebut, smartphone Huawei memberikan notifikasi yang menyatakan, "Ancaman keamanan. Google tampaknya terpengaruh. Disarankan untuk segera mencopot pemasangan," dilengkapi dengan opsi untuk menghapus aplikasi Google.

Pemberitahuan ini menyatakan bahwa aplikasi Google diidentifikasi sebagai virus TrojanSMS-PA. Trojan tersebut merupakan jenis malware yang menyamar sebagai aplikasi sah dan mengelabui pengguna untuk menginstalnya tanpa curiga. 

Setelah terinstal, Trojan tersebut memberikan tingkat kontrol yang tinggi atas perangkat kepada penyerang. Selain itu trojan tersebut bisa mengakses penuh informasi pribadi pengguna, termasuk kata sandi dan data sensitif lainnya.

Sebuah tangkapan layar yang dibagikan menunjukkan peringatan smartphone Huawei yang menyarankan untuk tidak menginstal aplikasi Google dengan alasan "mengirim SMS secara pribadi" dan merekomendasikan pengguna untuk menghapusnya.

Mengutip GizChina, Minggu (5/11/2023), reaksi dari komunitas pengguna pun bermunculan, menciptakan perbincangan terkait keamanan smartphone Huawei. 

Sementara peringatan semacam ini mungkin membuat beberapa pengguna waspada terhadap aplikasi Google, perlu diingat bahwa konteks dan keaslian cuplikan notifikasi ini perlu diverifikasi lebih lanjut.

Huawei belum memberikan tanggapan tentang alasan smartphone-nya membaca aplikasi Google sebagai virus. Namun masalah ini kabarnya terjadi karena adanya bug atau kesalahan di sistem perangkat asal Tiongkok ini.

Selain itu, adanya perpecahan diantara Google dan Huawei juga menyebabkan smartphone Huawei tak semestinya memilliki aplikasi Google.

2 dari 4 halaman

Aplikasi Google Bukanlah Virus

Metode pencarian anyar di Google Search versi mobile akan mengubah susunan situs yang muncul di laman pencarian.

Lebih lanjut, smartphone Huawei yang seharusnya tidak memasang aplikasi Google ini merupakan salah satu potensi sumber kesalahan, terutama pada jenis smartphone baru.

Tangkapan layar yang beredar berasal dari smartphone Huawei lama, seperti P30 dan P30 Lite. Namun, perlu dicatat bahwa Google belum memberikan komentar terkait situasi ini. 

Penting untuk diingat bahwa aplikasi resmi Google bukanlah virus. Apa alasan smartphone Huawei menandai aplikasi-aplikasi Google sebagai virus?

Kesalahan Identifikasi

Kemungkinan besar, perangkat lunak Huawei melakukan kesalahan identifikasi dengan menyebut aplikasi Google sebagai trojan. Kesalahan semacam ini bukanlah hal baru dan sering kali terjadi pada berbagai sistem perlindungan, termasuk Google Play Protect.

Sebagai contoh, Google Play Protect sebelumnya pernah menandai aplikasi Samsung Messages dan Wallet sebagai malware. Selanjutnya aplikasi Samsung diakui sebagai kesalahan dari pihak Google. Mungkin kita akan melihat penjelasan serupa dari Huawei terkait kesalahan identifikasi ini.

Jika kamu menggunakan aplikasi resmi Google dari sumber yang sah, tidak perlu khawatir. Perlu diingat bahwa situasi ini dapat terjadi pada berbagai merek smartphone dan sistem perlindungan. Kami akan tetap memantau perkembangan ini dan memberitahu kamu ketika Huawei memberikan klarifikasi resmi terkait masalah ini.

3 dari 4 halaman

Google Sebut 2 Aplikasi Samsung ini Berbahaya, Tapi Diralat

Galaxy Tab A7 Lite WiFi didukung aplikasi Samsung Kids dan fitur parental control. (Foto: Samsung).

Seperti yang kita ketahui, Google berkomitmen untuk menjaga penggunanya, salah satu caranya dengan memberitahu pengguna mengenai bahaya sebuah aplikasi yang hendak diinstal.

Melalui fitur Play Protect, Google baru-baru ini menandai dua aplikasi Samsung sebagai aplikasi berbahaya, meskipun sebenarnya tidak.

Aplikasi Samsung yang dimaksud adalah Samsung Wallet dan Samsung Messages yang diberitahukan kepada pengguna dengan menyebutnya sebagai risiko bagi perangkat, demikian menurut laporan News18, dikutip Senin (30/10/2023). 

Aplikasi tersebut dipindai oleh Play Protect sebagai aplikasi yang mencoba memata-matai data pribadi pengguna, seperti pesan, foto, file audio, atau bahkan riwayat panggilan. Akibatnya, mereka secara default meminta pengguna untuk menghapusnya dari perangkat.

Bagi Google Play Store, hal ini melanggar peraturan mereka dan ditandai sebagai aplikasi berbahaya. Akan tetapi, aplikasi Samsung Wallet dan Messages terlihat aman saja karena telah digunakan jutaan pengguna.

Belakangan, Google mengakui bahwa hal tersebut disebabkan kegagalan server. Samsung dan Google kemudian berunding untuk memperbaiki masalah yang disebabkan oleh bug tersebut.

Untuk diketahui, Google memiliki kontrol pada setiap aplikasi yang berjalan di ponsel Android. Caranya memonopoli hal ini dengan Play Store juga dipertanyakan mengenai cara mereka menangani aplikasi pihak ketiga.

Faktanya, Google baru-baru ini mengumumkan bahwa mereka akan mulai memindai aplikasi yang dimuat di ponsel Android. Artinya, Google akan menerapkan peraturan ini dan memutuskan apakah sebuah aplikasi cukup aman untuk dijalankan di perangkat pengguna.

4 dari 4 halaman

Google Registry Luncurkan Domain .ing

Seorang pembeli melihat Apple iPhone 8 Plus di sebuah showroom Apple di Shanghai (22/9). Apple iPhone 8 dan 8 Plus mulai dijual di China mulai 22 September 2017. (AFP Photo/Chandan Khanna)

 Google melalui Google Registry meluncurkan domain baru yaitu ".ing", di mana pengguna akan bisa bermain dengan kata-kata menggunakan domain tersebut.

"Domain tingkat atas ini siap untuk apa pun yang Anda minati, baik itu membuat situs web yang menyenangkan, memberi untuk tujuan baik, merancang sesuatu yang indah, atau mengedit dokumen yang sudah ada," kata Christina Yeh dari Google Registry Team.

Dalam laman resminya, domain ini memungkinkan pengguna untuk membuat situs web dalam sebuah satu kata yang menggunakan imbuhan ".ing."

"Dengan .ing, orang, bisnis, dan merek dapat mengekspresikan diri mereka dengan cara yang benar-benar baru dan menemukan domain singkat yang mudah diingat — sekaligus mendapatkan keamanan bawaan," tulis Google Registry.

Mengutip blog resmi Google, Kamis (2/11/2023), sudah ada beberapa platform yang telah menggunakan domain .ing, di antaranya Canva dan Adobe Acrobat.

Canva misalnya, memiliki domain .ing untuk situs mereka yaitu design.ing dan draw.ing. Sementara Adobe Acrobat, sudah menggunakan edit.ing dan sign.ing.

Google Registry mengatakan, pengguna dapat mendaftarkan domain .ing mereka dalam Early Access Period (EAP) dengan biaya tambahan satu kali. Biaya ini berkurang sesuai jadwal harian hingga tanggal 5 Desember.

Pada tanggal 5 Desember pukul 16:00 UTC, domain internet ".ing" akan tersedia untuk umum dengan harga dasar tahunan melalui registrar pilihan pengguna.

Selain ".ing", mengutip The Verge, Google Registry juga menggarap top-level domain ".meme", seperti terlihat dalam pengumuman perusahaan pada bulan Agustus.

Domain ".meme" masih dalam periode registrasi terbatas, di mana akses awal dijadwalkan bukan pada 28 November 2023, dan domain ini akan tersedia untuk semua yang mau menggunakannya pada 5 Desember 2023.

Adapun, untuk domain ".meme", ditujukan untuk hal-hal yang terkait dengan meme, sesuatu yang lucu, serta dapat dibagikan di internet.

 
Infografis Journal Dunia Kepanasan, Akibat Perubahan Iklim Ekstrem?. (Liputan6.com/Tri Yasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya