Saham BBNI Menghijau saat IHSG Berbalik Arah Memerah

Saham BBNI berada di level tertinggi Rp 10.450 dan terendah Rp 10.325 per saham pada Selasa, 3 Oktober 2023.

oleh Agustina Melani diperbarui 04 Okt 2023, 08:00 WIB
Saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) bergerak di zona hijau pada perdagangan saham Selasa, 3 Oktober 2023.(Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) bergerak di zona hijau pada perdagangan saham Selasa, 3 Oktober 2023. Penguatan saham BBNI terjadi di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang berbalik arah ke zona merah.

Dikutip dari data RTI, saham BBNI ditutup naik 1,21 persen ke posisi Rp 10.425 per saham. Saham BBNI dibuka naik 50 poin ke posisi Rp 10.350 per saham. Saham BBNI berada di level tertinggi Rp 10.450 dan terendah Rp 10.325 per saham. Total frekuensi perdagangan 5.425 kali dengan volume perdagangan 271.451 lot saham. Nilai transaksi Rp 281.8 miliar.

Penguatan saham BBNI terjadi di tengah laju IHSG yang berbalik arah memerah. IHSG merosot 0,30 persen ke 6.940,88. IHSG sempat bergerak di zona hijau pada perdagangan Selasa pekan ini. Bahkan IHSG sempat berada di level tertinggi 6.992,62. Namun, IHSG berbalik arah melemah jelang penutupan perdagangan saham. IHSG sempat berada di level terendah 6.940,88.

Adapun saham BBNI telah menguat 3,73 persen dalam dua hari ini. Sedangkan sepanjang September 2023, saham BBNI melambung 10,32 persen. Secara year to date (ytd), saham BBNI melonjak 13,01 persen.

BNI Beli Unit Karbon

Sebelumnya,  Bank Negara Indonesia Tbk (Persero) (BBNI) atau BNI melalui perusahaan anak PT BNI Sekuritas (BNI Sekuritas) telah melakukan pembelian sebesar 40.000 unit karbon pada tahap awal sebagai bentuk dukungan dalam upaya pemerintah menurunkan emisi nasional.

BNI telah membeli unit karbon Indonesia Technology Based Solution (IDTBS), yang termasuk dalam sektor Energi, Limbah, dan Proses Industri dan Penggunaan Produk, yang dijual oleh Pertamina. 

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar berharap keterlibatan BNI ini dapat mendorong bursa karbon Indonesia semakin berkembang. Perseroan mendukung target pemerintah Net Zero Emission pada 2030 sehingga dapat mengurangi dampak negatif dari perubahan iklim.

 

2 dari 4 halaman

Dorong Implementasi Green Economy

Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

"Tentunya hal ini merupakan langkah lanjutan kami dalam implementasi keuangan berkelanjutan. Sebagai pionir green banking di Indonesia kami akan selalu proaktif bersama Kementerian BUMN untuk terus menyosialisasikan berbagai praktik green economy di Tanah Air," ujar dia dalam keterangan resminya, Selasa (2/10/2023).

Dia mengatakan, BNI juga telah melakukan perhitungan jumlah emisi karbon yang dihasilkan oleh kegiatan operasional perusahaan. 

Dengan demikian, Perseroan pun terus mendorong pelaku bisnis mengimplementasikan praktik green economy melalui penyaluran pembiayaan hijau. 

"Portofolio pembiayaan hijau BNI telah mencapai Rp57 triliun pada semester pertama 2023, dan ditargetkan mampu mencapai Rp62,9 triliun hingga akhir tahun ini, dan tentunya terus kami tingkatkan ke depannya," tandasnya.

3 dari 4 halaman

BNI Optimistis Kredit Tumbuh Sesuai Target, Ini Alasannya

Gedung BNI (Dok: BNI)

Sebelumnya, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) yakin bisa memenuhi target pertumbuhan kredit korporasi hingga akhir 2023.

Direktur Finance BNI Novita Widya Anggraini menyebut hingga Agustus 2023 pihaknya mencatatkan pertumbuhan kredit korporasi sebesar 8,8 persen.

"Memasuki semester II 2023, kami optimis kredit tumbuh sesuai corporate guidance perseroan kami kisaran 7-9 persen akhir tahun ini," kata Novita dalam konferensi pers, Selasa (19/9/2023). 

Dia bilang, optimisme ini didukung oleh berbagai faktor, seperti kondisi makro ekonomi yang lebih positif dan potensi peningkatan belanja masyarakat. Selain itu, belanja pemerintah pada semester II 2023 juga diyakini bakal mengalami pertumbuhan.

"Kami memiliki strategi perusahaan yang menyasar blue chip beberapa fokus di antaranya yang prospektif dan resilien," kata dia.

BNI juga berfokus untuk mendukung green loan hingga hilirisasi. Tak hanya itu, ia mengatakan, Perseroan juga mencermati peningkatan daya beli akan meningkatkan kredit konsumer.

"Dari segmen konsumer ini memberikan multiplier effect sektor produktif," ujarnya.

Di sisi lain, Novita menyebut, BNI memiliki rencana jangka panjang yang jelas, seperti ingin mencapai ROE superior dengan keberlanjutan jangka panjang sehingga tujuannya memberikan yang value optimal bagi shareholder.

"Kami melihat kuncinya adalah tetap jaga kinerja kami terutama tahun ini agar tetap solid," ungkapnya.

4 dari 4 halaman

Tantangan Industri Perbankan

BNI City Tower. Gedung ini termasuk gedung pencakar langit yang pertama kali hadir di Indonesia. (Dok wisma46.com)

Menurut ia, industri perbankan pada 2023 menghadapi sejumlah tantangan, terutama perlambatan ekonomi global dan kondisi pengetatan likuiditas serta konteks peningkatan suku bunga dan peraturan GWM.

"Namun kami juga sudah mengantisipasi kondisi tersebut dengan memiliki beberapa kinerja kebijakan strategis dan praktis dalam menghadapi tantangan ini," kata dia. 

Salah satunya, BNI akan membangun basis pendanaan yang lebih kuat tentunya bersumber dari CASA yang berbasis transaksi. Kemudian, tidak kalah penting BNI akan berkomitmen melakukan transformasi khususnya transformasi digital agar mampu memabangun kapbilitas BNI sebagai transaction bank.

"Selain transformasi digital kami juga terus melanjutkan fokus ekspansi bisnis khususnya nasabah-nasabah blue chip dan juga disiplin mengawal transformasi dan juga penyempurnaan bisnis tidak hanya induk tapi anak perusahaan," tandasnya.

Infografis: Deretan Bank Digital di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya