3.120 Orang Kabur dari Haiti, Kekerasan Geng Merajalela Sampai Bakar dan Jarah Rumah Warga

Ribuan orang melarikan diri dari kekerasan geng di ibu kota Haiti. "Saya bahkan tidak tahu ke mana harus pergi. Saya harus meninggalkan rumah saya," kata Derisca.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 16 Agu 2023, 18:00 WIB
Warga melarikan diri dari kekerasan geng di ibu kota Haiti (Richard Pierrin/ AFP)

Liputan6.com, Port-au-Prince - Ribuan penduduk Haiti pada Selasa 16 Agustus 2023 melarikan diri dari distrik ibu kota Haiti yang dipenuhi geng, berjejalan di dalam mobil, sepeda motor, atau berjalan kaki, kata seorang reporter AFP.

"Kami hidup dalam situasi yang sangat sulit," kata Elie Derisca, warga distrik Carrefour-Feuilles di selatan Port-au-Prince seperti dikutip dari AFP.

"Saya bahkan tidak tahu ke mana harus pergi. Saya harus meninggalkan rumah saya," kata Derisca kepada AFP.

Sedikitnya 3.120 orang telah melarikan diri dari distrik itu, menurut perkiraan Departemen Perlindungan Sipil Haiti dan para pejabat mengatakan lebih banyak orang kemungkinan akan menyusul pergi dari wilayah tersebut.

Lingkungan tersebut sering diserang oleh geng yang dipimpin oleh Renel Destina, yang dikenal dengan alias Ti Lapli, yang dicari oleh otoritas AS karena menculik warga Amerika.

"Polisi yang tinggal di daerah itu tidak lagi memiliki sarana untuk membela kami. Akibatnya, para bandit dapat mengambil alih rumah kami," tutur Derisca. Dia menambahkan bahwa penjahat menjarah dan membakar rumah-rumah di lingkungan itu dan menyebabkan beberapa kematian.

Pihak berwenang Haiti juga mengatakan bahwa rumah-rumah di daerah itu telah dibakar dan ada "kehilangan nyawa manusia", tetapi mereka tidak memberikan rinciannya.

Kekacauan akibat kekerasan geng terlihat jelas di jalan-jalan Carrefour-Feuilles pada hari Selasa. Beberapa warga membawa koper di atas kepala mereka, sementara yang lain menumpuk kasur dan perabotan di atas mobil mereka.

Sementara itu, yang lain mencari perlindungan di lapangan umum dan di dalam sekolah di lingkungan yang lebih aman, menurut gambar yang diposting di media sosial.

 

2 dari 2 halaman

Haiti Terperosok Krisis Ekonomi, Keamanan, dan Politik Selama Bertahun-tahun

Seorang pria memegang bendera Haiti sementara ban terbakar saat demonstrasi menentang ketidakamanan di Carrefour-Feuilles, Distrik Port-au-Prince, Haiti, 14 Agustus 2023. (Richard PIERRIN/AFP)

Pada Senin 15 Agustus, penduduk di lingkungan yang terkepung berdemonstrasi melawan krisis keamanan, dan Polisi Nasional Haiti turun tangan untuk memulihkan ketertiban di daerah tersebut.

Dalam sebuah pernyataan, polisi berjanji untuk melawan geng-geng tersebut, tetapi hal itu hanya memberikan sedikit jaminan bagi penduduk setempat yang terus melarikan diri dari distrik tersebut pada hari Selasa.

Haiti telah terperosok selama bertahun-tahun dalam krisis ekonomi, keamanan, dan politik yang saling terkait.

Pembunuhan Presiden Jovenel Moise pada tahun 2021 telah memperburuk situasi secara dramatis, dengan aktivitas geng yang semakin kuat.

Geng kriminal sekarang menguasai sekitar 80 persen Port-au-Prince, dan penculikan, pemerkosaan, perampokan, dan pembunuhan telah menjadi ancaman setiap hari.​

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya