Sri Mulyani: Alhamdulillah, Ekonomi Indonesia Konsisten Tumbuh Baik

Sri Mulyani mengatakan, efektivitas kebijakan penanganan pandemi Covid-19 berperan besar dalam menjaga keberlanjutan pemulihan ekonomi.

oleh Tira Santia diperbarui 07 Feb 2023, 14:20 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat mengikuti rapat kerja pemerintah dengan Banggar DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (14/9/2022). Rapat tersebut membahas postur sementara RUU APBN TA 2023. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, ekonomi Indonesia tumbuh mengesankan di 2022 yaitu mencapai 5,3 persen. Pertumbuhan ekonomi Indonesia ini sangat kuat kuat di tengah perlambatan ekonomi global.

Tingkat pertumbuhan ini jauh melampaui pertumbuhan 2021 yang tercatat sebesar 3,7 persen. Sedangkan PDB triwulan IV 2022 tumbuh sebesar 5,01 persen (yoy) atau tumbuh 0,4 persen (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya.

“Alhamdulillah meski sejak tahun 2022 pertumbuhan ekonomi dunia diproyeksikan melambat, ekonomi Indonesia mencatatkan konsistensi tren pertumbuhan yang sangat baik,” ujar Sri Mulyani dalam keterangan tertulis, Selasa (/2/2023).

Efektivitas kebijakan penanganan pandemi Covid-19 berperan besar dalam menjaga keberlanjutan pemulihan ekonomi. Akselerasi program vaksinasi dan pendekatan yang tepat dalam penerapan pembatasan sosial masyarakat yang adaptif secara efektif mengendalikan penularan Covid-19 sekaligus menjaga aktivitas ekonomi untuk dapat pulih lebih cepat.

Berbagai program pemulihan ekonomi melalui Program Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) yang didukung oleh kebijakan moneter dan sektor keuangan yang akomodatif telah memberikan dorongan besar bagi akselerasi pemulihan ekonomi nasional di tahun 2022.

Di tengah eskalasi gejolak global di 2022, peran APBN sebagai shock absorber menjadi demikian krusial. Disrupsi di sisi suplai akibat meningkatnya optimisme perbaikan ekonomi di sejumlah negara maju yang belum diikuti dengan perbaikan sisi produksi telah menyebabkan naiknya tekanan inflasi.

Perang di Ukraina kemudian mengakibatkan gangguan pasokan sehingga harga komoditas, khususnya pangan dan energi, melonjak tajam. Akibatnya, banyak negara menghadapi tekanan inflasi yang sangat tinggi.

Inflasi di sejumlah negara maju, seperti Amerika Serikat dan negara-negara di kawasan Eropa, mencatatkan rekor tertinggi dalam 40 tahun terakhir. Transmisi global dampak inflasi tinggi ke domestik dapat ditekan dengan mengoptimalkan fungsi APBN sebagai shock absorber.

Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) Minyak Goreng, penambahan anggaran subsidi dan kompensasi energi, penambahan BLT terkait penyesuaian harga BBM, bantuan subsidi upah, serta penguatan dana transfer ke daerah untuk pengendalian inflasi digulirkan oleh Pemerintah.

Inflasi domestik terkendali pada level yang moderat, hanya 5,5 persen di tahun 2022, sehingga daya beli masyarakat dan keberlanjutan pemulihan ekonomi terjaga.

2 dari 2 halaman

Ekonomi Indonesia Sepanjang 2022 Tumbuh 5,31 Persen

Deretan gedung perkantoran di Jakarta, Senin (27/7/2020). Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta mengalami penurunan sekitar 5,6 persen akibat wabah Covid-19. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV 2022 tembus 5,01 persen secara tahunan (year on year/YoY). Secara kumulatif, ekonomi Indonesia di sepanjang 2022 tumbuh sebesar 5,31 persen.

""Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan I hingga triwulan IV 2022 dibandingkan dengan triwulan 1 hingga triwulan IV 2021 tumbuh 5,31 persen," ujar Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers, Senin (6/2/2023).

Dia menyampaikan, secara kuartalan, ekonomi Indonesia hanya tumbuh 0,36 persen dari kuartal III 2022. Namun, ekonomi Indonesia tumbuh 5,01 persen di kuartal IV-2022 dibanding dengan tahun lalu.

Dengan catatan pertumbuhan ini, memang terlihat pelambatan pertumbuhan yang terjadi sepanjang tahun. Namun Margo masih mencatat adanya pertumbuha positif sepanjang tahun.

Dari sisi neraca perdagangan sendiri, terjadi surplus sebesar lebih dari USD 54,53 juta di 2022. Hal ini didorong oleh meningkatnya harga komoditas ekspor andalan Indonesia.

Infografis Prediksi Perekonomian 60 Negara Bakal Ambruk. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya