Lebih Parah dari COVID-19, Wabah Campak di India Tewaskan 12 Anak

Wabah campak di India telah menewaskan sejumlah balita.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 24 Nov 2022, 20:10 WIB
Ilustrasi suntik vaksin campak (AP/Seth Wenig)

Liputan6.com, Mumbai - Campak telah menewaskan 12 anak di kota Mumbai di India barat dan sekitarnya, kata pihak berwenang.

Dilansir BBC, Kamis (24/11/2022), kematian pertama dilaporkan sekitar 26-27 Oktober ketika tiga anak meninggal dalam waktu 48 jam.

Kota ini memiliki 233 kasus yang dikonfirmasi tahun ini hingga Rabu - meningkat tiga kali lipat dari 92 kasus dan dua kematian yang dilaporkan tahun lalu.

Pihak berwenang mengatakan dorongan vaksinasi yang lamban di tengah pandemi COVID-19 telah berkontribusi pada lonjakan infeksi. 

Kematian terakhir yang dilaporkan pada hari Selasa, adalah bayi berusia delapan bulan yang diimunisasi sebagian, kata badan kota setempat dalam catatan pers.

Campak diketahui sangat menular, bahkan lebih dari Covid dan dapat menyebabkan komplikasi serius, terutama pada anak di bawah lima tahun. 

Penyakit yang menyebabkan batuk, ruam, dan demam ini dapat dicegah dengan dua dosis vaksin gondong, campak, dan rubella (MMR).

Ada beberapa wabah besar di negara-negara di seluruh Eropa di mana penyerapan vaksin MMR rendah.Sembilan dari setiap 10 orang dapat tertular jika mereka tidak divaksinasi dan terpapar.

Selain menyebabkan ruam yang khas, campak dapat menyebabkan komplikasi parah seperti radang paru-paru dan radang otak, dan terkadang bisa berakibat fatal.

Vaksinasi dapat menghilangkan hampir semua risiko ini.

2 dari 4 halaman

Perlindungan Vaksin

Seorang petugas kesehatan memberikan vaksin campak kepada balita di sebuah posyandu di Banda Aceh, Aceh, Rabu (4/10/2020). Pemberian vaksin polio dan vaksin campak secara gratis yang berlanjut di tengah pandemi COVID-19 bertujuan memperkuat imunitas anak. (CHAIDEER MAHYUDDIN / AFP)

Dua dosis vaksin MMR memberikan 99% perlindungan terhadap campak dan rubella dan sekitar 88% perlindungan terhadap gondongan. 

Ketika persentase populasi yang tinggi dilindungi melalui vaksinasi, penyakit menjadi lebih sulit untuk menular antar manusia.

Namun sejak dimulainya pandemi Covid, terjadi penurunan yang mengkhawatirkan dalam jumlah anak yang menerima vaksin ini tepat waktu.

3 dari 4 halaman

Banyak yang Tinggalkan Vaksin

Petugas menyiapkan suntikan imunisasi di RPTRA Pola Idaman, Pondok Labu, Jakarta Selatan, Senin (1/8/2022). Sebanyak 76 anak mengikuti bulan imunisasi anak nasional pemberian imunisasi tambahan Campak-Rubela dan pemberian imunisasi pada anak yang belum mendapatkan imunisasi lengkap. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Pada tahun 2020, 23 juta anak melewatkan semua vaksin dasar masa kanak-kanak. Itu angka tertinggi yang terlihat sejak 2009 dan 3,7 juta lebih banyak dari pada 2019, menurut Unicef.

Pihak berwenang di Mumbai mengatakan bahwa sekitar 20.000 anak tidak mendapatkan vaksin campak tepat waktu karena pandemi.

"Sekarang, kami melacak semua anak-anak ini dan mengadakan kamp vaksinasi sebagai prioritas," kata Dr Mangala Gomare, pejabat kesehatan eksekutif Mumbai, kepada surat kabar The Indian Express.

4 dari 4 halaman

Ragu Akan Vaksin

Perawat dibantu kader Posyandu memberikan vaksin campak, vaksin pentabio berisi vaksin DPT, Hepatitis B dan Haemophilus Influenzae dan Imunisasi Polio terhadap anak di RW 09, Kelurahan Pondok Benda, Tangerang Selatan, Senin (14/12/2020). (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Pejabat kesehatan mengatakan masalah lain seperti keragu-raguan vaksin juga menghambat upaya tersebut. 

"Setelah vaksinasi, beberapa anak mengalami demam ringan dan nyeri di area yang disuntik, sehingga orang tua tidak mengizinkan mereka divaksinasi," kata Shreya Salvi, seorang relawan kesehatan, kepada surat kabar tersebut.

Infografis Ibu Hamil Sudah Bisa Dapatkan Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Niman)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya