Studi: Kolesterol Tinggi dan Kecemasan Jadi Tanda Long Covid

Sebuah studi yang melakukan penelitian baru-baru ini telah menjelaskan beberapa implikasi yang lebih kritis dari infeksi dan beban long Covid.

oleh Yulia Lisnawati diperbarui 08 Sep 2022, 15:03 WIB
Ilustrasi wanita lebih rentan alami gejala long COViD-19. Photo by Anna Shvets from Pexels

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah studi yang melakukan penelitian baru-baru ini telah menjelaskan beberapa implikasi yang lebih kritis dari infeksi dan beban long Covid.

Untuk penelitian ini, para peneliti telah mempertimbangkan gejala yang terlihat lebih dari 180 hari setelah infeksi.

Melansir dari Times of India, Kamis (8/9/2022), sebuah studi pada orang dewasa yang tidak dirawat di rumah sakit, tidak divaksinasi, dari Angkatan Bersenjata Swiss telah ditemukan bahwa orang-orang ini berisiko lebih tinggi mengalami gangguan metabolisme dan kemungkinan komplikasi kardiovaskular setelah infeksi Covid-19.

"Peserta yang memenuhi syarat adalah personal Swiss Armed Forces (SAF) yang berusia 18-30 tahun dengan tes RT-PCR positif atau negatif untuk SARS-CoV-2 selama bertugas antara 1 Maret 2020 hingga 31 Desember 2020," kata studi tersebut.

"Peserta dibagi menjadi empat kelompok: kelompok kontrol (yaitu, serologis negatif), kelompok infeksi tanpa gejala (yaitu, serologis positif tapi tanpa gejala), kelompok Covid-19 yang tidak baru (>180 hari sejak tes PCR positif), dan baru-baru ini. Kelompok Covid-19 (<180 hari sejak tes PCR positif)," tambahnya.

Sebanyak 501 peserta yang terdaftar dalam penelitan yang 29 adalah perempuan.

Dari hasil penelitian, para peneliti menemukan tren yang signifikan menuju konstelasi gangguan metbolisme pada peserta dalam kelompok non-baru-baru ini dibandingkan dengan kelompok kontrol, makalah penelitian, yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet Infectious Diseases mengatakan.

Kelompok yang tidak baru adalah yang sudah lebih dari 180 hari sejak tes PCR positif Covid-19.

2 dari 4 halaman

Peserta lainnya alami beban psikologis

Ilustrasi mengalami stres di masa pandemi COVID-19. (Photo by prostooleh on Freepik)

Studi ini menemukan bahwa kelompok ini memiliki BMI yang lebih tinggi, ambang aerobik yang lebih rendah, dan kolesterol darah yang lebih tinggi.

Total ada 177 individu dalam kelompok ini. Para peserta ini juga melaporkan lebih banyak kelelahan.

"Tidak ada perbedaan signifikan lainnya dalam skor kuesioner psikososial, hasil oftalmologis dan kualitas atau motilitas sperma yang dilaporkan antara peserta dalam kelompok kontrol dan mereka yang berada dalam kelompok Covid-19 yang tidak baru-baru ini," kata penelitian tersebut.

Tentang stres dan kecemasan yang merupakan elemen kunci dari studi penelitian long Covid, penelitian ini menemukan bahwa peserta dalam kelompok Covid baru-baru ini menunjukkan beban psikologis yang lebih tinggi daripada mereka yang berada di kelompok yang tidak baru-baru ini.

Kelompok terakhir adalah di mana telah kurang dari 180 hari sejak tes PCR positif Covid.

 

3 dari 4 halaman

Infeksi ringan bisa menyebabkan long Covid

Ilustrasi isolasi mandiri, isoman, COVID-19. (Photo by Erik Mclean on Unsplash)

Studi ini menekankan bahwa bahkan infeksi ringan bisa menyebabkan gejala yang bisa bertahan hingga 180 hari.

"Namun, temuan dari penelitian ini dan lainnya menunjukkan bahwa bahkan infeksi ringan pada orang dewasa muda bisa menyebabkan gejala sisa yang bertahan hingga 180 hari seperti kelelahan, hiposmia, skor psikologis yang buruk dan dampak negatif jangka pendek pada kesuburan pria," kata para peneliti.

Menekankan pada temuan mereka, para peneliti mengatakan bahwa studi tindak lanjut yang panjang memberikan bukti BMI tinggi yang bertahan, dislipidemia, dan daya tahan fisik yang lebih rendah bahkan 10 bulan setelah Covid.

"Hasil ini memiliki efek kesehatan masyarakat dan bisa memandu strategi untuk evaluasi interdisipliner yang luar dari gejala sisa Covid-19, manajemennya, perawatan kuratif dan dukungan pada populasi dewasa muda," kata para peneliti.

 

4 dari 4 halaman

Saran dari penelitian

Ilustrasi orang pakai masker saat wabah Virus Corona COVID-19 di Indonesia. (Liputan6.com/Tanti Yulianingsih)

Konstelasi peningkatan BMI, dislipidemia, dan penurunan daya tahan fisik menunjukkan bahwa orang dewasa yang sebelumnya sehat mungkin memiliki peningkatan risiko mengembangkan gangguan metabolisme dan kemungkinan komplikasi kardiovaskular.

Namun, juga ditemukan bahwa individu muda, yang sebelumnya sehat, dan tidak dirawat di rumah sakit sebagian besar pulih dari infeksi ringan dan bahwa dampak virus SARS-CoV-2 pada beberapa sistem tubuh kurang dari yang terlihat pada yang lebih tua, multi-morbid atau pasien rawat inap.

Infografis Seberapa Sering Harus Ikuti Tes Covid-19? (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya