Pengurus PPP Jatim Angkat Suara terkait Ungkapan Suharso "Amplop Kiai"

Dalam fenomena tersebut, kata dia, pihaknya mengambil sikap agar ketua umum menyelamatkan gerbong besar ini sehingga tidak ada gerakan lebih besar lagi.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Agu 2022, 07:00 WIB
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa bersama jajaran menyanyikan mars partainya saat Pendaftaran Partai Politik Calon Peserta Pemilu tahun 2024 di Gedung KPU, Jakarta, Rabu (10/8/2022). KPU menerima berkas dari 4 partai politik yang mendaftar sebagai calon peserta Pemilu 2024 di hari kesepuluh pendaftaran. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Surabaya - Pernyataan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa terkait "amplop kiai" beberapa waktu menuai pro dan kontra. Salah satunya, sejumlah kader PPP Jawa Timur menyesesalkan pernyataan tersebut.

Menurut Sekretaris Majelis Pakar DPW PPP Jatim Sudarsono Rahman, Suharso harus gentle untuk mengakui kesalahan fatal-nya, dan segera mundur karena bisa merugikan partai menjelang momentum Pemilihan Umum 2024.

"Meski DPP sudah minta maaf, tapi kami kecewa," ujar Sudarsono Rahman di Surabaya, dilansir dari Antara, Minggu (21/8/2022).

Dalam fenomena tersebut, kata dia, pihaknya mengambil sikap agar ketua umum menyelamatkan gerbong besar ini sehingga tidak ada gerakan lebih besar lagi.

"Kalau beliau legawa akan soft, proses pemenangan partai akan jalan, dan target terpenuhi, daripada gerakan demo terus terjadi. Soal siapa penggantinya itu urusan DPP, dan usulan DPW se-Indonesia, serta DPC," ucapnya.

"Bisa jadi Muktamar Luar Biasa (MLB), tapi harus dihitung karena waktunya singkat menjelang pemilu 2024," tambah dia.

Sementara itu, Wakil Ketua Majelis Pertimbangan DPW PPP Jatim KH Saiful Muluk Basaiban menyebut ucapan Suharso menyakiti para santri dan kiai.

"Sangat disesalkan pernyataan Pak Suharso. Bahwa memberi hadiah ke kiai itu bentuk penghormatan, kiai tidak pernah minta dan menekan, bedakan antara hadiah dan meminta. Sebagai seorang santri memuliakan kiai salah satunya dengan bisyaroh itu biasa, itu bentuk hormat," kata dia.

Tak hanya itu, pandangan serupa juga disampaikan oleh sejumlah pengurus dan kader, termasuk sejumlah pengasuh pondok pesantren yang tersebar di Jatim.

Infografis Golkar, PAN dan PPP Bentuk Koalisi Indonesia Bersatu. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya