Mitos Wewe Gombel Hantui Bekas Hotel Terbengkalai di Semarang, Ini Kisahnya

Wewe gombel adalah jelmaan seorang wanita yang rohnya gentayangan.

oleh Tifani diperbarui 19 Agu 2022, 03:00 WIB
Motif Wewe Gombel versi batik tulis. (foto: liputan6.com /edhie prayitno ige)

Liputan6.com, Semarang - Asal-usul sosok mistis bernama wewe gombel ternyata berasal dari nama sebuah bukit di Semarang, Jawa Tengah. Di puncak bukit ini berdiri sebuah bangunan besar yang telah lama terbengkalai.

Bangunan kosong ini terlihat suram, meskipun masih terdapat sisa-sisa kemegahan bangunan yang dulu merupakan sebuah hotel. Rimbunya pepohonan membuat bangunan bekas hotel ini tak begitu terlihat.

Hotel ini dibangun pada 1970-an, dan berjaya pada 1980-an. Hotel ini tutup pada 1982, karena sengketa sang pemilik dengan bank.

Bekas hotel terbengkalai ini berdiri di atas lahan seluas 12 hektare. Dulunya, hotel ini memiliki 24 kamar, bar, meeting room, kolam renang dan 20-an kamar berdiri terpisah di dekat kolam renang.

Setelah ditutup, bekas hotel ini dijaga dan menjadi tempat tinggal keluarga salah satu satpam hotel. Satpam hotel meninggal di tempat itu pada 2013 lalu, istri dan anaknya hingga kini masih tetap tinggal di salah satu kamar di lantai dua.

Selain sengketa dengan bank, tutupnya hotel ini juga dikarenakan sepinya tamu menginap. Konon banyak tamu yang mengalami kejadian mistis saat menginap di hotel tersebut.

Berdasarkan mitos yang berkembang, bangunan hotel tersebut berada di kawasan yang merupakan tempat demit atau hantu bernama wewe gombel, sehingga bangunan tersebut memiliki atmosfer mistis yang kuat. Wewe gombel adalah jelmaan seorang wanita yang rohnya gentayangan.

Dia mati bunuh diri di sebuah pohon di kawasan bukit tersebut. Wewe gombel diyakini merupakan sosok perempuan yang bisa berubah wujud menjadi siapa saja.

Konon, wewe gombel dipercaya suka menculik anak-anak kecil dan menyembunyikannya. Anak-anak yang dicuri oleh wewe gombel ini adalah anak-anak yang kurang diperhatikan oleh orang tuanya.

Warga sekitar kawasan bukit ini percaya bahwa sebelum menculik anak-anak, biasanya wewe gombel akan menakut-nakuti orang tuanya terlebih dahulu. Saat diculik oleh wewe gombel, anak-anak ini akan diberi makan berupa kotoran manusia.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Bunyi-bunyian dari Peralatan Dapur

Kotoran itu diubah sehingga terlihat seperti makanan enak yang disukai anak-anak. Agar anak-anak menjadi bisu dan tidak bisa menceritakan apa yang telah dialami ataupun bentuk dari wewe gombel yang menyeramkan tersebut.

Untuk dapat menemukan anak yang diculik wewe gombel, keluarga harus berkeliling dan menyembunyikan bunyi-bunyian dari peralatan dapur. Bunyi itu sebagai musik mengiringi nyanyian dengan syair statis namun ritmis yang berbunyi “blek blek blek ting (diikuti nama anak yang hilang) metuo (keluarlah)”.

Nyanyian itu menjadi sebuah mantera yang mengelilingi kampung. nantinya, anak itu akan muncul dengan sendirinya.

Cerita hantu wewe gombel ini sering digunakan oleh orang tua untuk menakut-nakuti anaknya agar tidak keluyuran ke luar rumah sendirian.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya