Tangerang Hentikan Sementara Pengiriman Hewan Ternak dari Wilayah Terjangkit PMK

Selain menghentikan pengiriman, Pemkot Tangerang juga memeriksa kesehatan PMK pada sapi. Aksi ini akan terus dilakukan hingga semua peternakan atau lokasi penggemukan di Kota Tangerang dicek secara menyeluruh.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 25 Mei 2022, 09:44 WIB
Kementan gerak cepat untuk mengendalikan penyakit mulut dan kuku (PMK) yang merebak pada hewan ternak.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Kota Tangerang menghentikan proses penerimaan sapi dari sejumlah wilayah yang terdampak penyakit hewan ternak tersebut. Kebijakan tersebut karena dampak wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang penyebaran semakin tinggi. 

Kepala Bidang Pertanian pada Dinas Ketahanan Pangan Kota Tangerang, Ibnu Ariefyanto mengatakan, sebagai langkah pencegahan penyebaran penyakit itu, pihak Pemerintah Pusat melalui kementerian terkait pun telah menghentikan penerimaan ternak sapi.

"Kita sama-sama mengetahui, Kementrian telah menutup jalur pengiriman sapi dari daerah yang terindikasi PMK. Kota Tangerang saat ini tinggal memperketat dan tidak diterimanya ternak sapi dari wilayah yang terdampak PMK," kata Asep, Rabu (25/5/2022).

Selain menghentikan pengiriman, pihaknya juga melakukan pemeriksaan kesehatan PMK pada sapi. Aksi ini akan terus dilakukan hingga semua peternakan atau lokasi penggemukan di Kota Tangerang dicek secara menyeluruh.

"Kita lakukan juga pemeriksaan dan membentuk Tim Unit Respons Cepat PMK, mendistribusikan obat, penyuntikan vitamin, pemberian antibioti hingga penguatan imun," ujar dia.

Sementara itu, hal serupa juga dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang, melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, pihaknya melakukan langkah dini untuk mencegah masuk PMK ke wilayah tersebut.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Asep Jatnika mengatakan, pihaknya melakukan pendataan pada seluruh hewan berkuku dua, tidak hanya sapi. Hal ini sebagai langkah deteksi dini atas penyakit tersebut.

"Langkah terkini, kita bentuk satgas, kemudian, kita lakukan juga pendataan pada seluruh hewan berkuku dua yang ada di Kabupaten Tangerang," ujarnya.

Kemudian, pihaknya juga melakukan kesiapan lainnya, bila kasus PMK muncul diwilayah seribu industri itu. Dimana, melakukan karantina sebagai langkah antisipasi terhadap hewan terjangkit dan melakukan sterilisasi seperti disinfektan.

"Saat ini kita masih langkah-langkah pencegahan, kita harap penyakit itu tidak masuk ke wilayah Tangerang," katanya.

2 dari 2 halaman

Pengaruhi Harga Daging

Pemeriksaan Hewan ternak sapi untuk pastikan terbebas dari PMK (Istimewa)

Sementara itu, wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak diduga mempengaruhi kenaikan harga daging sapi di Tangerang. Sebelumnya Rp135 ribu per kilogram, saat ini menjadi Rp150 ribu.

Salah seorang pedagang di Pasar Laris, Kota Tangerang, Hidayat mengatakan, kenaikan harga itu sudah terjadi hampir dua minggu, lantaran sulitnya pasokan daging sapi.

"Pengiriman daging sapi kan lagi banyak disetop, makanya harganya juga mahal, sempat turun pas abis lebaran, tapi naik lagi gara-gara PMK," katanya, Selasa (24/5/2022).

Dia juga menuturkan, daya beli daging sapi pun juga mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan masih banyak masyarakat yang takut akan penularan PMK.

"Daya beli agak menurun juga sih, biasanya sehari bisa habis hampir 20 kilogram, sekarang mah engga nyampe, paling 10 kilogram. Soalnya takut PMK, padahak kan tidak nular, ditambah juga harganya mahal," ujarnya.

Infografis 5 Gejala Sakit Kepala Akibat Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya