Intip Kesiapan Pemerintah Hadapi Mudik Lebaran 2022 Setelah Dilonggarkan

Pelonggaran mudik Lebaran tahun ini dilakukan pemerintah menyusul kondisi kasus Covid-19 di Tanah Air yang terus membaik.

oleh Maria Flora diperbarui 25 Mar 2022, 13:33 WIB
Calon penumpang pesawat mengenakan masker dan pelindung wajah saat menunggu pemberangkatan di Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (5/5/2021). Jumlah pergerakan pesawat mencapai 740 penerbangan baik datang dan pergi. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengizinkan masyarakat mudik Lebaran tahun ini. Tapi dengan syarat, telah mendapat vaksinasi lengkap, dari vaksin pertama hingga vaksin ketiga atau booster.

Pelonggaran mudik Lebaran tersebut dilakukan pemerintah menyusul kondisi kasus Covid-19 di Tanah Air yang terus membaik. Meski begitu, pelonggaran juga harus dibarengi dengan protokol kesehatan ketat guna menekan penyebaran virus Corona.

"Bagi masyarakat yang ingin melakukan mudik Lebaran juga dipersilahkan, juga diperbolehkan, dengan syarat sudah mendapatkan 2 kali vaksin dan 1 kali Booster. Serta tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat," jelas Jokowi dalam konferensi pers di Youtube Sekretariat Presiden, Rabu, 23 Maret 2022.

Tak hanya soal mudik yang dilonggarkan, salat tarawih dan Idul Fitri pun kembali diperbolehkan. Jokowi kembali mengingatkan pentingnya prokes saat beribadah guna mengurangi risiko terpapar.

Menyikapi keputusan pemerintah tersebut, segala persiapan dilakukan Kementerian Kesehatan. Posko-posko vaksinasi akan disebar serta pengecekan vaksinasi para pemudik akan dilakukan lewat aplikasi PeduliLindungi.

Simak kesiapan pemerintah saat menghadapi mudik Lebaran 2022 yang mulai dilonggarkan di tengah pandemi Covid-19:

2 dari 5 halaman

1. Periksa Vaksinasi Lewat PeduliLindungi

Pemudik tiba di Stasiun Senen, Jakarta, Minggu (23/5/2021). Plt Kepala Dinas Dukcapil DKI Budi Awaludin mencatat hingga hari Sabtu, 22 Mei 2021, atau sepekan arus balik Lebaran, jumlah warga yang tiba di Jakarta sudah mencapai angka 27.160 orang. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut, pemerintah akan memeriksa vaksinasi pemudik melalui aplikasi Peduli Lindungi. Dalam aplikasi tersebut tertera pemilik aplikasi sudah vaksinasi booster atau belum. 

"Di PeduliLindungi kelihatan ada vaksin ketiga atau tidak. Kemudian memang untuk mudik dengan kendaraan umum kita mengeceknya pada saat naik (kendaraan umum)," ujar Budi dalam jumpa pers, Rabu malam, 23 Maret 2022.

Sementara untuk mengecek pemudik Lebaran 2022 yang menggunakan kendaraan pribadi akan dilakukan secara acak. "Mudik dengan kendaraan pribadi nanti tinggal dilakukan dengan random checking," kata dia.

3 dari 5 halaman

2. Harus Tes Covid-19

Calon penumpang bersiap menaiki bus di Terminal Kampung Rambutan Jakarta, Kamis (24/3/2022). Pemerintah memastikan bahwa masyarakat diperbolehkan mudik Lebaran tahun 2022 dengan syarat sudah mendapatkan vaksin dosis lengkap dan ketiga atau booster. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Lantas, bagaimana dengan pemudik yang belum divaksinasi lengkap dan booster?

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, masyarakat yang tidak memenuhi persyaratan ini tetap dapat melakukan mudik. Namun mereka diwajibkan melakukan tes Covid-19. 

"Kalau yang booster-nya lengkap tidak usah tes. Tapi kalau yang belum booster, kalau dia baru vaksinasinya 2 kali, harus tes antigen," jelas Budi Gunadi dalam konferensi pers, Rabu, 23 Maret.

Sementara itu, bagi pemudik yang baru menerima vaksin dosis pertama harus melakukan tes PCR Covid-19.

Budi menyampaikan, pemerintah ingin masyarakat dapat melakukan ibadah Ramadan dan merayakan Lebaran Idul Fitri dengan kehidupan mendekati normal.

Kendati begitu, kata dia, pemerintah juga tak ingin nantinya pelonggaran ini merugikan masyarakat lanjut usia (lansia) yang rentan terpapar Covid-19.

4 dari 5 halaman

3. Posko Vaksinasi Gratis Disebar

Sejumlah penumpang pesawat berjalan keluar dari Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (18/5/2021). Berdasarkan data pengelola Bandara Soekarno Hatta pada hari pertama ascalarangan mudik, tercatat ada 76.942 pergerakan penumpang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain itu, pemerintah akan menyiapkan sejumlah posko vaksinasi di jalur mudik Lebaran 2022. Nantinya, masyarakat yang belum mendapat vaksin lengkap dan booster dapat merapat ke posko vaksinasi tersebut.

Sebab, vaksinasi booster menjadi salah satu syarat masyarakat diizinkan mudik ke kampung halaman pada momentum Lebaran Idulfitri 2022. 

"Nanti disiapkan oleh Kementerian Perhubungan tempat-tempat vaksinasi gratis di fasilitas-fasilitas angkutan umum dan beberapa pos, di mana masyarakat bisa langsung disuntik sebelum mudik," kata Budi saat jumpa pers daring, Rabu malam, 23 Maret. 

Budi mengatakan, hal itu adalah keinginan langsung dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Tujuannya, agar masyarakat yang mudik tidak membawa risiko penularan Covid-19 saat berkumpul dengan orang tua dan sanak saudara di kampung halaman.

"Intinya Pak Presiden ingin, yuk masyarakat kita bisa longgarkan, mudahkan. Silakan mudik cuma pastikan suntiknya vaksinasi lengkap plus booster," jelas Budi.

5 dari 5 halaman

4. Memastikan Stok Vaksin Covid-19 Aman

Calon penumpang kereta api jarak jauh melakukan cetak tiket mandiri di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Sabtu (1/5/2021). Calon penumpang KA Jarak Jauh memilih berangkat lebih awal sebelum jatuh tempo batas pelarangan mudik lebaran 2021 pada 6 hingga 17 Mei 2021, (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Menkes Budi Gunadi Sadikin memastikan, stok vaksin Covid-19 di Indonesia masih aman. Saat ini, masih tersedia 80 juta dosis vaksin yang belum disuntikkan kepada masyarakat. 

"Jadi masih ada 80 juta dosis vaksin yang masih bisa kita pakai untuk suntik booster, termasuk juga suntik (dosis) kedua," ungkapnya dalam konferensi pers virtual yang disiarkan melalui YouTube Kementerian Kesehatan RI, Kamis, 23 Maret 2022.

Budi menjelaskan, total vaksin Covid-19 yang sudah diterima Indonesia baik melalui pembelian langsung atau hibah sebanyak 475 juta dosis. Tercatat 275 juta dosis di antaranya sudah disuntikkan kepada masyarakat.

Menurut Menkes, sisa 80 juta dosis vaksin saat ini cukup untuk digunakan hingga empat bulan mendatang. Berdasarkan perhitungan selama ini, rata-rata penggunaan vaksin dalam sepekan hanya 5 hingga 6 juta dosis.

"Jadi kalau kondisi normal 20 jutaan satu bulan, yang kita miliki masih ada 4 bulan stok. Jadi artinya cukup untuk suntikan dosis kedua dan booster," ucap Budi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya