IHSG Menghijau, Investor Asing Buru Saham UNVR hingga BBNI

Pada pra pembukaan perdagangan, Senin, 1 November 2021, IHSG naik 0,41 persen ke posisi 6.618.

oleh Agustina Melani diperbarui 01 Nov 2021, 09:33 WIB
Pengunjung melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada awal sesi perdagangan Senin (1/11/2021). Penguatan IHSG ini mengikuti bursa saham Asia dan nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat.

Pada pra pembukaan perdagangan, IHSG naik 0,41 persen ke posisi 6.618. Pada pukul 09.00 WIB, IHSG melonjak 0,48 persen ke posisi 6.623. Indeks LQ45 bertambaj 0,10 persen ke posisi 953,52. Sebagian besar indeks acuan kompak menguat.

Awal sesi perdagangan, IHSG berada di level tertinggi 6.627,85 dan terendah 6.596,93. Sebanyak 232 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. 138 saham melemah dan 191 saham diam di tempat.

Total volume perdagangan 1,8 miliar saham dan total frekuensi perdagangan 115.546. Nilai transaksi Rp 931 miliar. Investor asing jual saham Rp 442,94 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.165.

Sebagian besar sektor saham menghijau. Indeks sektor saham IDXtransportasi melonjak 1,72 persen dan pimpin penguatan. Diikuti indeks sektor saham IDXnonsiklikal melonjak 0,69 persen dan IDXinfrastruktur menguat 0,42 persen. Sedangkan IDXenergy susut 0,60 persen, dan pimpin penurunan.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Top Gainers dan Losers

Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas Indonesia, Jakarta, Senin (27/7/2020). Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,66% atau 33,67 poin ke level 5.116,66 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

-Saham ATAP naik 29,31 persen

-Saham BOBA naik 25 persen

-Saham ANJT naik 20,12 persen

-Saham MTSM naik 19,51 persen

-Saham IBST naik 14,46 persen

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

-Saham VRNA turun 7 persen

-Saham SLIS turun 6,96 persen

-Saham PORT turun 6,97 persen

-Saham SKBM turun 6,67 persen

-Saham BCIC turun 6,67 persen

3 dari 4 halaman

Aksi Investor Asing

Pengendara sepeda motor melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (10/10/2019). IHSG ditutup melemah 0,09 persen atau 5,52 poin ke level 6.023,64 dari penutupan perdagangan sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saham-saham yang dibeli investor asing antara lain:

-Saham UNVR senilai Rp 13,8 miliar

-Saham ITMG senilai Rp 13,4 miliar

-Saham BBRI senilai Rp 11,2 miliar

-Saham PTBA senilai Rp 6,7 miliar

-Saham BBNI senilai Rp 6,7 miliar

Saham-saham yang dijual investor asing antara lain:

-Saham SMGR senilai Rp 7,2 miliar

-Saham AMFG senilai Rp 4,2 miliar

-Saham LSIP senilai Rp 2,8 miliar

-Saham FILM senilai Rp 2,6 miliar

-Saham BUKA senilai Rp 2,4 miliar

4 dari 4 halaman

Bursa Saham Asia

Seorang wanita berjalan melewati sebuah indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Akibat peluncuran rudal Korea Utara yang mendarat di perairan Pasifik saham Asia menglami penurunan. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Bursa saham Asia cenderung menguat. Indeks Hang Seng turun 1,46 persen dan indeks Shanghai melemah 0,27 persen. Sementara itu, indeks Korea Selatan Kospi menguat 0,36 persen, indeks Jepang Nikkei bertambah 2,23 persen. Selain itu, indeks Singapura naik 0,69 persen dan indeks Taiwan bertambah 0,45 persen.

Mengutip laporan Ashmore Asset Management Indonesia, IHSG ditutup naik ke posisi 6.591 pada 29 Oktober 2021 didorong sektor saham bank.

Emiten perbankan mencatat kinerja positif sepanjang sembilan bulan pertama 2021. Sementara itu, emiten rokok turun. PT HM Sampoerna Tbk melaporkan biaya operasonal tinggi dan margin keuntungan rendah seiring kenaikan pajak pada 2020.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya