Sukses

Prabowo: Kritik Boleh dan Harus, Tapi yang Objektif

Presiden terpilih periode 2024-2029 Prabowo Subianto menyebutkan bahwa demokrasi Indonesia akan lebih kuat sekarang karena perkembangan internet dan media sosial.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden terpilih periode 2024-2029 Prabowo Subianto menyebutkan bahwa demokrasi Indonesia akan lebih kuat sekarang karena perkembangan internet dan media sosial.

Mulanya, Prabowo menjelaskan apakah pada saat pemerintahannya berjalan nanti akan anti kritik atau tidak. Prabowo menegaskan bahwa kritik sangat diperlukan dan harus namun tetap bersifat objektif.

“Harus dan boleh, itu namanya kritik, untuk kritik yang saya katakan tadi check and balances dikritisi justru mengamanka. Tapi niat kritik itu membangun atau kritik untuk destruktif, tapi secara prinsip kritik itu harus menurut saya. Namun yang objektif ya,” kata Prabowo, dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (23/5/2024).

Terkait dengan kebebasan pers, Prabowo menyatakan bahwa hal itu penting, namun ia menyoroti beberapa kantor media di Indonesia telah menjadi konglomerasi bisnis yang dimiliki segelintir orang dan bekerja bukan demi kepentingan rakyat.

“Pers mainstream itu bisnis dan bisnis itu ada pemiliknya, jadi, apakah media mainstream yang dimiliki oleh beberapa orang itu sungguh-sungguh mencerminkan kepentingan rakyat atau kepentingan dia?” kata Prabowo.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Revolusi Informasi

Namun Prabowo berharap di tengah gencarnya perkembangan media sosial, publik dapat mendapatkan informasi dengan sumber yang lebih luas dan tidak dikuasai segelintir pemilik media saja.

“Sekarang, ada fenomena baru yaitu yang disebut revolusi informasi, yang disebut sekarang dengan media-media baru dengan internet dengan sosial media dan sebagainya, TikTok. Informasi itu bisa ke rakyat dengan cepat,” tutur Prabowo.

“Jadi, menurut saya demokrasi akan lebih kuat, sekarang demokrasi akan lebih kuat, sekarang jadi tidak bisa 5-6 orang menguasai opini suatu bangsa,” tutupnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini