Berkaca dari Covid-19, Menkeu dan Menkes G20 Sepakat Bangun Mekanisme Pencegahan Pandemi

Penanganan pandemi Covid-19 telah menghabiskan anggaran hingga USD 12 triliun di seluruh dunia.

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Okt 2021, 17:30 WIB
Presiden Jokowi tiba di hotel tempat menginap setelah tiba di Roma, Italia untuk menghadiri KTT G20 dan agenda kenegaraan lainnya, Sabtu (30/10/2021). (Biro Pers Setpres)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (menkeu) bersama dengan Menteri Kesehatan (menkes) Negara G20 sepakat membangun mekanisme yang disebut pencegahan pandemi atau pandemic preparedness. Kesepakatan ini didasari atas banyaknya negara yang tidak siap dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, penanganan pandemi Covid-19 telah menghabiskan anggaran hingga USD 12 triliun di seluruh dunia. Belum lagi adanya 5 juta orang yang meninggal dan lebih dari 250 orang yang terkena pandemi.

Maka mau tidak mau dunia harus menyiapkan skenario penanganan pandemi lebih baik ke depannya.

"Karena Covid adalah ancaman nyata ke ekonomi dunia maka di dalam pembahasan kemarin antara menteri keuangan dengan menteri kesehatan disepakati untuk membangun sebuah mekanisme yang disebut pencegahan pandemi," kata Sri Mulyani dalam keterangannya usai mendampingi Presiden Jokowi, dalam KTT G20, di La Nuvola Roma Italia, ditulis Minggu (31/10/2021).

Persiapan dalam pencegahan pandemi ini memang sangat bergantung pada kesepakatan protokol kesehatan antar negara. Selain itu juga bergantung pada tata kelola yang baik. Hal ini mengingat WHO selama ini hanya bicara standar. 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Arsitektur Kesehatan Global

Dua warga negara asing (WNA) menjalani pemeriksaan tekanan darah sebelum menerima vaksin virus corona COVID-19 AstraZeneca di klinik vaksinasi massal darurat di Denpasar, Bali, Selasa (6/7/2021). Indonesia tengah memerangi gelombang infeksi baru yang belum pernah terjadi sebelumnya. (SONNY TUMBELAKA

Oleh karena, Presiden Joko Widodo dalam intervensi pertama dalam pertemuan G20 menyebutkan perlunya arsitektur kesehatan global agar perlu diperkuat. Pertama terdiri dari mekanisme untuk memperkuat upaya kolaborasi antar negara-negara dalam akses terhadap vaksin apabila terjadinya pandemi yang adil dan terjangkau hingga berkualitas.

"Ini yang sering disebut global public goods juga termasuk terapi dan diagnostik serta alat pelindung," kata dia.

Kedua adalah bagaimana bisa menyepakati sebuah protokol kesehatan antar negara begitu terjadi outbreak pandemi. Karena terjadi selama ini fragmentasi setiap negara membuat keputusan sehingga ini menyebabkan ekonomi dan penularan virusnya malah makin menyebar. Dan ketiga tentu saja adalah bagaimana pendanaannya.

"Oleh karena ini baru merupakan masalah yang sudah dibahas namun belum ada solusinya dalam G20. Ini disepakati akan ada join finance atau dalam hal ini satuan kerja antara kementerian keuangan dan kesehatan," kata dia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya