Atensi Kepala KSP Moeldoko kepada Petambak Garam Diapresiasi

Suksesnya karier pejabat publik, menurut Varhan, seringkali berkaitan erat dengan pandangan dalam melihat dan memperlakukan rakyat banyak.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Okt 2021, 16:00 WIB
Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko kunjungan dan dialog dengan UMKM di kawasan Bazaar Mandalika, Senin (7/6/2021). (Liputan6.com/Dokumen KSP)

Liputan6.com, Jakarta Meski dilakukan diam-diam untuk menghindari publisitas, tampaknya sangat sulit bagi pejabat pemerintah untuk menghindar dari pengamatan publik di era digitalisasi informasi ini. Kepedulian Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko kepada petambak garam di Cirebon, misalnya, tetap saja tertangkap radar pengamat birokrasi Varhan Abdul Aziz.

Untuk itu, tidak hanya menyatakan salut terhadap aktivitas Moeldoko, Varhan menegaskan bahwa apa yang dilakukan Moeldoko tersebut sejatinya memang ‘wajib’ dilakukan para pejabat publik. Menjadi seorang pejabat publik, menurut Varhan meniscayakan sikap altruisme atau kesediaan untuk menjadikan kepentingan rakyat banyak sebagai prioritas, dibanding keperluan pribadi.

Suksesnya karier pejabat publik, menurut Varhan, seringkali berkaitan erat dengan pandangan dunia atau world view-nya dalam melihat dan memperlakukan rakyat banyak. Manakala seorang pejabat publik melihat rakyat hanya sebagai objek kebijakan yang harus mematuhi aturan yang lazimnya datang dari atas (top-down), bisa dipastikan dirinya tidak akan bisa mencapai kesuksesan hakiki.

"Mungkin target programnya tercapai, tetapi urusan dengan rakyat tidak bisa terlampau disederhanakan dengan pencapaian angka-angka target, melainkan harus bisa mengambil hati rakyat agar mereka juga merasa diperlakukan sebagai manusia, bukan semata mesin peraih target program," kata Varhan yang juga Wakil Sekretaris Jenderal Lumbung Informasi Rakyat (Lira) itu di Jakarta, Selasa (12/10/2021).

Moeldoko yang dalam banyak kesempatan menunjukkan kesediaan untuk mendengarkan segala curhat dan keluhan rakyat kecil, menurutnya, adalah pejabat publik negeri ini yang layak diteladani.

Menurut Varhan, secara sederhana negara demokratis pun bisa dibilang sebagai negara yang mendengar rakyat. Sebab di negara yang menganut prinsip demokrasi, aspirasi rakyat yang disampaikan dalam beragam bentuk ekspresi di ruang publik, termasuk curhat kepada pejabat, bukan angin lalu melainkan masukan yang mempertajam langkah menuju tercapainya tujuan.

Semua pandangan, pendapat dan keluhan rakyat itu, pada gilirannya akan berbaur dengan ide-ide cerdas serta pengalaman kepemimpinan si pejabat yang berujung pada solusi perbaikan kualitas hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

"Pak Moeldoko tampak sangat mengerti dan arif akan hal tersebut. Sebagaimana keberadaan manusa dengan dua telinga dan satu mulut, yang bagi pejabat publik bisa diinterpretasikan sebagai keharusan untuk lebih banyak mendengar sebelum memberikan arah dan perintah melalui mulut," kata Varhan.

 

2 dari 2 halaman

Keluhan Harga dan Abrasi

Sebelumnya, Kepala KSP Moeldoko pada Jumat (8/10/2021) lalu langsung turun ke bawah, menemui dan mendengarkan keluhan para petani garam di Desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Ketekunan dan seriusnya Moeldoko mendengarkan, membuat keluhan para petani garam membual deras. Mereka mengeluhkan banyak hal, terutama berkaitan dengan harga garam yang anjlok serta rawannya kemungkinan terjadi abrasi di tepi pantai Cirebon.

"Harga garam anjlok sekali hanya Rp 500 per kilogram. Kami mohon pemerintah bisa segera menetapkan HET (harga eceran terendah)," ujar salah satu petani garam bernama Ismail Marzuki.

Setelah mendengar keluh-kesah petani garam, Moeldoko merespons dan menyatakan pemerintah sedang menyiapkan alternatif solusi untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi petani garam di lapangan. Hal itu meliputi, antara lain, kebijakan impor garam industry, serta akan adanya program revitalisasi bibir pantai utara Jawa.

Sehubungan dengan tingkat harga, Moeldoko juga berjanji untuk menyampaikan aspirasi petani garam kepada kementerian/lembaga terkait. Dia juga tak lupa mengajak para petani garam untuk tetap optimistis, meski masih ada beragam persoalan yang harus dihadapi.

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya