Uni Eropa: Tak Ada Kebutuhan Mendesak untuk Pemberian Booster COVID-19

Uni Eropa menyebut tidak ada kebutuhan mendesak untuk suntikan penguat (booster) vaksin COVID-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Sep 2021, 07:02 WIB
Ilustrasi vaksin corona, vaksin covid-19. Kredit: fernando zhiminaicela via Pixabay

Liputan6.com, Brussel - Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa mengeluarkan laporan yang mengatakan, berdasarkan bukti yang diperoleh saat ini tidak ada kebutuhan mendesak untuk suntikan penguat (booster) vaksin COVID-19.

Pihaknya menyebut, kesehatan masyarakat harus tetap berfokus pada upaya vaksinasi dosis awal bagi warga yang memenuhi syarat di negara-negara Eropa, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Sabttu (4/9/2021).

Laporan itu menambahkan dosis tambahan harus dipertimbangkan untuk individu yang memiliki gangguan dalam sistem kekebalan, yang tidak merespon secara memadai terhadap suntikan awal atau dosis vaksin mereka.

Namun, laporan itu menyatakan bukti terbaru yang tersedia terkait efektivitas "dunia nyata" dan durasi perlindungan oleh semua vaksin virus corona yang diizinkan untuk digunakan di Uni Eropa menunjukkan bahwa vaksin tersebut sangat melindungi terhadap potensi rawat inap terkait COVID-19, penyakit yang parah, dan kematian.

 

2 dari 2 halaman

Dampak Pemberian Booster

Seorang perawat menyiapkan dosis vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech di Rumah Sakit Santa Maria di Lisbon, Portugal (27/12/2020). Peluncuran vaksin dilakukan ketika kasus strain baru COVID-19 yang lebih menular dikonfirmasi di beberapa negara Eropa serta Kanada dan Jepang. (Xinhua/Pedro Fiuza)

Laporan tersebut juga mencatat negara-negara Eropa harus mempertimbangkan bagaimana dampak pemberian booster terhadap ketersediaan vaksin bagi negara-negara di luar Uni Eropa.

Pasalnya, mereka masih terus berjuang untuk memperoleh dan memberikan dosis awal yang cukup untuk penduduk mereka masing-masing.

Prancis pada Rabu (1/9) menjadi negara Uni Eropa pertama yang mulai memberikan suntikan booster kepada warga berusia di atas 65 tahun, dan kepada mereka yang memiliki masalah kesehatan mendasar agar terlindung dari varian delta virus corona.

Otoritas kesehatan Spanyol sedang mempertimbangkan tindakan serupa.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya