Ternyata Inilah Sektor yang Mendominasi Kinerja Ekspor Indonesia

Indonesia terus melanjutkan tren surplus neraca perdagangan. Periode Januari sampai Mei 2021 tercatat surplus Indonesia sudah mencapai USD 10,17 Miliar.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Jul 2021, 10:27 WIB
Sejumlah truk peti kemas di area JICT Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (18/10). BPS mencatat, nilai ekspor September 2016 sebesar US$ 12,51 miliar, turun 1,84% dibanding bulan sebelumnya dan turun 0,59% (yoy). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Sektor industri memberikan kontribusi dominan pada ekspor nasional di Mei 2021. Tercatat jika sektor ini menyumbang 77,3 persen dari nilai total ekspor Indonesia sebesar USD 16,60 miliar.

Dari rincian, sektor industri yang memberikan sumbangan masih didominasi besi dan baja, mesin dan elektronika, perhiasan, alas kaki, kertas dan pulp, dan pakaian.

"Sektor industri memberikan kontribusi dominan dalam ekspor Indonesia pada Mei 2021," kata Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga di Jakarta, Jumat (9/7/2021).

Dia pun bersyukur Indonesia terus melanjutkan tren surplus dalam neraca perdagangan. Periode Januari sampai Mei 2021 tercatat surplus Indonesia sudah mencapai USD 10,17 Miliar.

Pada 2020, total surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai nilai USD 20 Miliar. Artinya, menurut Jerry capaian tahun 2020 bisa didapat lagi atau bahkan dilampaui.

Kontribusi sektor Industri dikatakan perlu diperkuat dan diintensifkan kepada produk industri yang padat teknologi.

Ini berkaitan dengan transformasi ekonomi industri Indonesia yang arahnya untuk meningkatkan nilai tambah dan efisiensi dalam produksi.

"Kita harus terus dorong dan fasilitasi industri-industri yang padat teknologi dan menghasilkan produk berteknologi tinggi. Ini adalah sebuah keharusan, shifting adalah sebuah keharusan jika kita ingin memperkuat daya saing dan mengambil nilai tambah yang besar," tuturnya.

Maka, semua kementerian, lembaga dan stakeholder harus meningkatkan sinergi dan kolaborasi. Kementerian perdagangan kata dia, akan bekerja keras dalam hal-hal yang berkaitan dengan sektor hilir.

Misalnya pembukaan akses pasar, fasilitasi pameran, pemasaran dan kelancaran supply chain serta standarisasi dan pengujian kualitas produk.

"Banyak yang bisa kita lakukan di Kementerian Perdagangan, namun pada intinya, kita memang harus berkolaborasi, dengan itu kita optimis shifting produk dan industri bisa berjalan," kata dia.

 

Saksikan Video Ini

2 dari 2 halaman

Generasi Milenial Jadi Aset

Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan impor barang dan jasa kontraksi -16,96 persen merosot dari kuartal II/2019 yang terkontraksi -6,84 persen yoy. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Bagi Jerry, generasi muda, baik para milenial dan generasi Z merupakan aset sekaligus motor pendorong shifting tersebut. Pasalnya selain punya kapasitas keilmuan yang cukup, generasi muda Indonesia juga dikenal sangat kreatif dan penuh semangat.

"Menurut saya, ini eranya anak-anak muda. Pola produksi dan industri sudah sangat berubah. Dulu para senior sangat mendominasi," kata dia.

Jerry melanjutkan, saat ini semua orang bisa berperan penting. Bahkan banyak sektor dan industri yang justru dipimpin dan diarahkan anak-anak yang masih berusia belasan tahun.

"Artinya, siapapun punya peluang untuk memimpin saat ini," kata Jerry.

Untuk itu, dia berharap generasi muda terus mengembangkan inovasi dan berjejaring. Baik dalam hal jaringan kerja maupun pemasaran dan permodalan. Ia yakin bahwa banyak program kementerian dan lembaga yang bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan produk-produk bikinan mereka.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya