Kim Jong-un Eksekusi Mati Pejabat Korut yang Beli Alat Medis Murah dari China

Lagi-lagi, Kim Jong-un dilaporkan melakukan eksekusi mati pejabat di Korea Utara.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 30 Apr 2021, 13:32 WIB
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un dan istrinya, Ri Sol Ju menonton pertunjukan di Pyongyang pada Selasa (16/2/2021). Ri Sol Ju muncul bersama Kim Jong-un saat pertunjukan yang menandai ulang tahun mantan pemimpin Korea Utara Kim Jong Il. (Korean Central News Agency/Korea News Service via AP)

Liputan6.com, Pyongyang - Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dilaporkan telah menghukum mati seorang pejabat setelah memesan peralatan medis murah untuk rumah sakit.

Menurut laporan di negara tetangga Korea Selatan, Kim Jong-un bersikeras bahwa peralatan medis di Rumah Sakit Umum Pyongyang harus dari Eropa, demikian dikutip dari laman Mirror.co.uk, Jumat (30/4/2021).

Rumah sakit tersebut telah dikembangkan sejak tahun lalu tetapi masih belum dibuka, meskipun Kim menetapkan batas waktu Oktober karena krisis COVID-19.

Tidak dapat memperoleh peralatan yang diperlukan dari Eropa karena sanksi terhadap rezim, pejabat tersebut dikatakan telah meminta bantuan China.

Kim Jong-un tidak menyetujui kontrak dengan barang-barang impor dari China dan memerintahkan eksekusi pejabat tersebut, yang dikatakan berusia 50-an.

 

Saksikan Video Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Masalah Medis di Korea Utara

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un memberikan arahan kepada stafnya saat mengunjungi lokasi konstruksi pembangunan gedung apartemen di tepi Sungai Pothong, Korea Utara, Kamis (1//4/2021)..( STR/KCNA VIA KNS/AFP)

Analis Korea Utara Martyn Williams menjelaskan bahwa mencari peralatan medis bisa menjadi masalah di negara tersebut.

Rumah sakit itu akan dibuka pada Oktober - bertepatan dengan peringatan 75 tahun partai yang berkuasa didirikan.

Williams berkata: "Kami tidak dapat menilai kemajuan interior. Salah satu poin utama yang mencuat adalah pengadaan peralatan medis."

"Pemindai dan sejenisnya tidak murah dan Korea Utara tidak kaya.

"Saya mengerti Korut telah meminta pemerintah asing untuk memberikan sumbangan peralatan tetapi itu belum banyak."

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya