Kementan Bakal Impor 298 Ribu Ton Daging Sapi dan Kerbau dari 2 Negara

Kementan menyatakan bahwa stok daging sapi dan kerbau masih aman dan cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesi

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 21 Jan 2021, 14:20 WIB
Pedagang memotong daging sapi dan kerbau yang dijual di Pasar Ciledug, Tangerang, Rabu (13/6). Dua hari menjelang Lebaran, pedagang daging musiman menjamur dengan menggelar dagangan di pinggir-pingir jalan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan bahwa stok daging sapi dan kerbau masih aman dan cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia.

Direktur Kesehatan Hewan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Fadjar Sumping Tjatur Rasa, memperkirakan kebutuhan daging sapi dan kerbau di 2021 ini meningkat menjadi 696.956 ton.

Sementara produksi dalam negeri pada tahun ini juga diprediksi meningkat dari 2020 yakni sebesar 425.978 ton. Selain produksi dalam negeri, masih terdapat carry over daging sapi/kerbau impor dan sapi bakalan setara daging dari 2020 sebesar 47.836 ton.

Sehingga total produksi dan stok dalam negeri pada 2021 sebesar 473.814 ton. Artinya, masih ada defisit daging sapi sebesar 223.142 ton.

Fadjar mengatakan, total akan ada sebanyak 298.003 ton daging sapi dan kerbau yang siap didatangkan dari India dan Brazil.

"Untuk memenuhi kekurangan daging tersebut, pemerintah akan melakukan impor sapi bakalan sebanyak 502.000 ekor setara daging 112.503 ton, impor daging sapi sebesar 85.500 ton, serta impor daging sapi Brasil dan daging kerbau India dalam keadaan tertentu sebesar 100 ribu ton. Stok di akhir tahun 2021 diperkirakan sebesar 58.725 ton diharapkan juga mampu memenuhi kebutuhan bulan Januari 2022," jelasnya, Kamis (21/1/2021).

Ditambahkannya, pada 2021 ini sejatinya terjadi penurunan impor setara daging sebesar 13,01 persen dibandingkan dengan impor 2020. "Kita berharap tren penurunan impor ini terus berlanjut sejalan dengan meningkatnya produksi daging dalam negeri," ungkapnya.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Nasrullah menyampaikan potensi produksi daging sapi dan kerbau dalam negeri di Januari sebanyak 28,79 ribu ton. Sedangkan kebutuhan konsumsi kurang lebih sebanyak 56,72 ribu ton. Kondisi defisit ini akan dipenuhi dari stok daging sapi dan kerbau impor dan sapi bakalan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Stok Daging Impor

Pedagang melayani pembeli di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Sabtu (16/5/2020). Permintaan daging sapi jelang Idul Fitri meningkat hingga 50 persen daripada hari biasa mengakibatkan harga naik dari rata-rata Rp100 ribu per kilogram menjadi Rp120 ribu per kilogram. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Selanjutnya, jumlah stok daging sapi dan kerbau impor per 14 Januari ini ada sekitar 21,98 ribu ton. Rinciannya terbagi di BUMN sebanyak 15,16 ribu ton dan di pelaku usaha/asosiasi sebanyak 6,83 ribu ton.

Sementara jumlah stok sapi bakalan di kandang per 14 Januari sebanyak 144.279 ekor atau setara daging 32,33 ribu ton. Ditambah pada Februari 2021 nanti direncanakan akan dimulai pengapalan sapi dari sumber negara lain yaitu Meksiko untuk menambah stok sapi bakalan di Indonesia.

"Untuk masalah harga, tetap merupakan kewenangan dari Kemendag. Infonya Kemendag sudah melakukan komunikasi dengan para feedloter. Kementan (Ditjen PKH) juga sudah mengecek ketersediaan di lapangan dan relative cukup aman sampai dengan kebutuhan lebaran 2021," tutur Nasrullah.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya