Benarkah Masker Berwarna Mengandung Bahan Penyebab Kanker?

Awalnya, otoritas setempat hanya memeriksa berdasarkan kemampuan masker berwarna menyaring virus.

oleh Asnida Riani diperbarui 11 Jan 2021, 15:03 WIB
Ilustrasi masker (pixabay.com)

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas kesehatan Taiwan tengah menyelidiki apakah masker berwarna di pasaran mengandung pewarna azo ilegal, zat yang diketahui bersifat karsinogenik dan beracun. Menurut Taiwan News yang dilansir Senin (11/1/2021), inspeksi pihak berwenang sebelumnya hanya fokus pada kemampuan masker menyaring virus.

Namun, akhir-akhir ini, dengan lebih banyak masker berwarna dijual di pasaran, kekhawatiran soal keamanan juga semakin tinggi. Menurut laporan Says, percobaan pada hewan menunjukkan bahwa paparan pewarna azo meningkatkan risiko pengembangan tumor kandung kemih.

Ahli toksik, Yen Tzung-hai, mengatakan pada Formosa News bahwa pewarna biasanya digunakan pada kain, tapi ketika terkena asam atau suhu tinggi, ikatannya akan putus dan melepaskan anilin.

Memakai masker yang diwarnai dengan azo dapat menimbulkan risiko kesehatan karena pengguna melakukan kontak lama dengan karsinogen melalui pernapasan.

Focus Taiwan melaporkan, penggunaan pewarna azo sangat diatur di tempat-tempat, seperti Eropa, dan ini bukan pertama kalinya Taiwan menerima kasus, di mana masker wajah diduga mengandung zat penyebab kanker.

Mengatasi masalah ini, Biro Standar, Metrologi, dan Inspeksi Taiwan akan memeriksa keamanan pada 70 masker wajah yang dibeli dari toko fisik dan maupun secara daring. Pemeriksaan juga akan menentukan apakah jumlah formaldehida melebihi batas legal.

Laporan inspeksi risiko penyebab kanker tersebut rencananya dirilis dalam waktu dua minggu ke depan, kata kepala inspeksi biro itu, Lai Chun-chieh.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Masih Jadi Protokol Utama

ilustrasi masker | pexels.com/@polina-tankilevitch

Sejak awal pandemi COVID-19, memakai masker jadi salah satu protokol kesehatan yang harus dipatuhi, tak hanya untuk melindungi diri sendiri, namun juga orang lain dari paparan virus corona baru.

Berdasarkan laporan Lonely Planet, kebiasaan memakai masker, terutama di luar ruang, diprediksi akan terus berlangsung, bahkan saat pandemi telah berlalu. Kendati, masker sebenarnya bukanlah item baru bagi kebanyakan warga Asia.

Sebelumnya, masker jadi cara untuk melindungi diri dari efek buruk polisi. Pasalnya, dalam beberapa tahun ke belakang, laporan kualitas udara kian parah di periode tertentu, terutama di kota-kota besar. Bahkan, di saat terburuk, publik tak disarankan menghabiskan waktu terlalu lama di luar ruang.

3 dari 3 halaman

Cara Aman Buang Masker Sekali Pakai

Infografis 6 Cara Aman Buang Masker Sekali Pakai. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya