Wapres Ma'ruf Amin: Indonesia Cuma Jadi Tukang Stempel Produk Halal Impor

Indonesia memiliki lebih dari 50 lembaga sertifikat halal yang telah dapat pengakuan.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 24 Okt 2020, 10:39 WIB
Wapres Ma'ruf Amin memberikan pidato sekaligus menutup Rakornas Indonesia Maju antara Pemerintah Pusat dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah di Bogor, Jawa Barat, Rabu (13/11/2019). Kegiatan tersebut untuk mensinergikan program-program pemerintah pusat dengan daerah. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin kembali melontarkan keluh kesahnya mengenai Indonesia yang menjadi negara dengan penduduk muslim terbesar dunia. Namun sayangnya sampai saat ini belum punya peran menentukan dalam perdagangan produk halal dunia.

Dia menceritakan, pada 2018 lalu Indonesia telah membelanjakan USD 214 miliar untuk produk halal. Itu mencapai 10 persen dari pangsa produk halal dunia, dan merupakan konsumen terbesar dibandingkan negara-negara mayoritas muslim lainnya.

"Namun sayangnya Indonesia masih banyak mengimpor produk-produk halal dari luar negeri. Indonesia selama ini hanya menjadi konsumen dan tukang stempel untuk produk halal yang diimpor," kata Ma'ruf dalam sesi teleconference, Sabtu (24/10/2020).

Menurut dia, Indonesia memiliki lebih dari 50 lembaga sertifikat halal yang telah dapat pengakuan. "Jadi memang Indonesia memang tukang menstempel, tukang mengesahkan produk-produk halal di berbagai negara dunia," sambungnya.

Di sisi lain, ia melanjutkan, pasar halal global memiliki potensi yang sangat besar. Pada 2018, konsumsi produk pasar halal dunia mencapai USD 2,2 triliun dan akan terus berkembang mencapai USD 3,2 triliun pada 2024.

"Kita harus dapat memanfaatkan potensi pasar halal dunia, dengan meningkatkan ekspor kita yang saat ini baru berkisar 3,8 persen dari total pasar halal dunia," ujar Ma'ruf.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Potensi Besar

Wakil Presiden Ma'ruf Amin. (Biro Pers Sekretariat Wapres)

Ma'ruf mengatakan, dengan perkiraan penduduk muslim yang mencapai 2,2 miliar jiwa pada 2030, maka angka perekonomian pasar industri halal global juga akan terus meningkat dengan pesat.

"Tentunya ini potensi yang sangat besar yang harus dimanfaatkan peluangnya oleh Indonesia dengan memenuhi kebutuhan global melalui ekspor produk halal dari Indonesia," ungkap dia.

"Untuk itu kita perlu bersungguh-sungguh untuk menjadikan Indonesia sebagai produsen dan eksportir produk halal terbesar di dunia. Dengan segala sumber daya yang dimiliki, saya percaya Indonesia memiliki peluang yang besar sebagai negara produsen dan pengekspor produk halal terbesar di dunia," imbuhnya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya