Menhub Gandeng Atta Halilintar dan Deddy Corbuzier Endorse Penerbangan Aman

Dengan dampak Covid-19 yang meluas, tentu industri penerbangan merasakan dampaknya paling dalam.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Sep 2020, 11:45 WIB
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Dok Kemenhub

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menggaet YouTuber Atta Halilintar dan Deddy Corbuzier untuk mengkampanyekan aktivitas penerbangan.

Budi mengatakan, keterlibatan 2 tokoh public figure tersebut menjadi salah satu cara mensosialisasikan fitur penerbangan yang aman dan menjamin keselamatan penumpang pesawat.

"Saya buka rahasia saja ya, saya sudah menghubungi 2 YouTuber (Atta Halilintar dan Deddy Corbuzier)," ujar Menhub dalam webinar INACA di YouTube, Jumat (18/9/2020).

Adapun, fitur yang dimaksud ialah teknologi filter High Efficiency Particulate Air (HEPA) yang dimanfaatkan pesawat untuk menjaga sirkulasi udara aman dari Covid-19. Kata Menhub, jika penjelasan teknologi ini masih pakai cara yang biasa, kesannya akan terlalu berat.

"Bahkan pada saat saya bicara dengan Deddy Corbuzier, dia tekankan saya bahwa berita negatif tentang Covid-19 bahkan diumpamakan ketidakberdayaan atau ketidakpedulian pemerintah itu ada. Dan kita dianggap pro ekonomi saja," jelas dia.

Dengan dampak Covid-19 yang meluas, tentu industri penerbangan merasakan dampaknya paling dalam.

Beragam upaya untuk menjamin keselamatan dan keamanan penerbangan dilakukan, termasuk penerapan protokol kesehatan yang ketat.

Kendati, stakeholder bidang penerbangan juga harus mulai mengkampanyekan terbang aman dengan cara baru dan langsung menyentuh masyarakat.

"Dengan cara yang baru. Jangan kita ngomong sendiri. Ngomong sendiri di lingkungan sendiri siapa yang dengar," katanya.

Endorse ini juga pembuktian bahwa apa yang telah dilakukan industri penerbangan dalam menjamin keselamatan dan keamanan penerbangan sudah sangat baik sehingga masyarakat tidak perlu khawatir untuk terbang.

"Orang menganggap kita abai. Enggak, ini ketat sekali kita lakukan. Jadi kita butuh yang namanya endorse tentang apa yang sudah dilakukan di bandara itu ketat banget," tandasnya.

Saksikan video di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Kemenhub Kaji Beri Subsidi Biaya Rapid Test Penumpang Kereta Api

Penerapan prtokol kesehatan di dalam Kereta Api (dok: KAI)

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan melakukan pengkajian soal pemberian subsidi biaya rapid test bagi penumpang kereta api (KA). Hal itu diungkapkan oleh Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Zulfikri.

Zulfikri menyebutkan, di tengah pandemi, pemerintah terus mendorong operasional angkutan agar bertahan dengan memberikan subsidi. Adapun, pihaknya masih mendiskusikan pelaksanaan wacana subsidi biaya rapid test ini.

"Termasuk subsidi rapid test ke penumpang kereta api ini upaya untuk memberikan kepercayaan terhadap penumpang KA," jelas Zulfikri dalam webinar, Kamis (17/9/2020).

Selain mengkaji pemberian subsidi rapid test, Kemenhub juga sudah misalnya pembayaran pengoperasian KA perintis selama semester I untuk pembayaran penjagaan aset lintas perintis dan penyesuaian public service obligation (PSO) akibat adanya pembatasan penumpang.

Adapun selama pandemi, grafik perjalanan dan penumpang kereta api terkena dampak yang cukup signifikan. Saat ini, okupansi KA antar kota dan lokal per perjalanan ialah 47 persen dengan jumlah penumpang sekitar 68 ribu orang per hari.

Pada September, angkanya semakin menurun, okupansinya hanya 27 persen dengan jumlah penumpang sekitar 19 ribu orang per hari.

"Bahkan menjelang September semakin menurun jumlahnya meski perjalanan ditambah," ujarnya.

Demikian pula dengan jumlah penumpang KRL yang biasanya mencapai 1 juta orang per hari, anjlok jadi 415 ribu orang per hari dengan okupansi 27 persen.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya