Pasukan Khusus Angkatan Udara Australia Dituduh Tembak Rakyat Sipil Afghanistan

Peristiwa yang diduga melibatkan pasukan khusus Australia ini terjadi pada 2012.

Oleh ABC Australia diperbarui 14 Jul 2020, 18:38 WIB
Ilustrasi Foto Penembakan dengan Senjata Api (iStockphoto)

Canberra - Resimen Pasukan Khusus Angkatan Udara Australia (SAS) dituduh menembak 10 warga sipil Afganistan. Kejadian diduga terjadi pada 2021 di Provinsi Kandahar.

Dilaporkan ABC Australia, Selasa (14/7/2020), Kejadian ini diyakini sebagai serangan sehari paling buruk dalam jumlah korban tewas yang bisa diungkap hingga saat ini, terkait dengan tindakan pembunuhan tidak sah yang dilakukan oleh tentara Australia di Afghanistan.

Keterangan saksi-saksi Afghanistan dan sumber Australia yang disampaikan kepada tim investigasi ABC menyebutkan operasi SAS ini menewaskan sejumlah anggota Taliban.

Namun sumber-sumber ABC ini mengatakan warga sipil juga turut ditembak selama penggerebekan, termasuk sekelompok penduduk desa tak bersenjata yang berada di dekat sebuah traktor.

Sumber ABC di Australia memastikan sejumlah warga sipil terbunuh pada hari itu, namun tidak dapat menentukan jumlah pastinya. Dikatakan bahwa ada 10 pembunuhan yang patut dicurigai serta ada lima anggota Taliban yang tewas.

Investigasi ABC memperoleh daftar nama 11 warga sipil yang menurut penduduk desa Sara Aw terbunuh dalam operasi SAS pada Desember 2012. Operasi tersebut dilaksanakan oleh patroli bersandi Zulu 1 dan Zulu 2.

Dalam patroli itu, pasukan SAS didampingi oleh pasukan khusus Afghanistan yang dikenal dengan sebutan Wakunish.

"Saat itu jam 11:00 pagi, ada tiga helikopter yang mendarat," jelas Mohammad Nassim, seorang petani.

"Ada tiga anggota Taliban di dalam rumah nomaden di pinggiran desa. Mereka melawan dan dibunuh. Tapi kemudian mereka (pasukan patroli) membunuh orang lain juga yaitu warga sipil," ujar Nassim.

"Warga sipil ketakutan ketika penembakan dimulai, karena mereka melakukan penembakan massal," katanya.

Warga desa lainnya bernama Rahmatullah membenarkan bahwa tiga anggota Taliban bersembunyi di rumah nomaden tersebut.

"Tapi tidak seorang pun warga desa yang sebelumnya tahu mereka berada di sana," katanya.

"Mereka melakukan perlawanan, kemudian warga mengetahui bahwa mereka telah dibunuh. Sisanya yang terbunuh, semuanya warga sipil. Salah satunya yaitu Mohammad Azam, saudaraku," papar Rahmatullah.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Terbunuh Saat Mengangkut Bawang

Akademisi mengatakan, hubungan Australia dan Selandia Baru tidak bisa lagi bersatu seromantis dahulu. (iStockphoto)

Investigasi ABC memperoleh keterangan bahwa para pejuang Taliban itu terbunuh oleh patroli Zulu 2 dan senjata-senjata mereka turut ditemukan.

Tapi sejumlah warga sipil kemudian terbunuh dalam apa yang tampaknya merupakan penembakan massal di dekat sebuah traktor.

Keterangan ini didukung oleh kesaksian penduduk desa yang diwawancarai secara terpisah oleh seorang wartawan Afghanistan yang dipekerjakan oleh ABC. Ia datang langsung ke desa Sara Aw. 

Seorang warga desa bernama Abdul Qadus mengatakan bahwa saudaranya, Abdul Salim, saat itu sedang mengendarai traktor ketika ditembak mati.

"Saat itu dia mengangkut banyak bawang, akan membawanya ke kota. Ada beberapa orang lain bersamanya," kata Abdul Qadus.

"Saya melihat dua orang yang berada di dekat anggota Taliban ditembak dan dibunuh. Keduanya tidak ada hubungannya dengan mereka," jelas Qadus.

"Yang lain adalah sepupu saya yang sedang duduk mengepak bawang ketika mereka menembak dan membunuhnya di sana," ujarnya.

3 dari 3 halaman

Penembakan Massal

Ilustrasi: Pasukan keamanan Afghanistan berada di lokasi sehari setelah serangan di Kabul, Afghanistan (15/1). Menurut pejabat setempat, seorang pembom bunuh diri Taliban meledakkan kendaraan bermuatan bahan peledak pada Senin malam. (AP Photo/Rahmat Gul)

Rahmatullah mengaku sedang menyiram ladangnya ketika pasukan Australia melompat dari helikopter dan menyerang persembunyian anggota Taliban.

"Pertama, begitu helikopter mendarat, mereka mulai menyerang Taliban. Mereka juga menembaki orang lain yang ada di sana. Traktor tersebut menjauh dari daerah itu karena takut," jelasnya.

Rahmatullah menjelaskan, pasukan Australia itu mengejar mereka.

"Pasukan itu menembak mereka yang ada di traktor. Mereka menembak dengan sengaja. Penembakan massal," kata Rahmatullah.

"Lalu, warga yang sibuk mengatur irigasi ditembak, ada yang ditembak di dekat bawang. Beberapa orang masuk ke dalam traktor dan mereka tertembak di situ," ujar Mohammad Nassim.

Investigasi ABC memperoleh keterangan bahwa patroli Zulu 1 terlibat dalam penembakan di traktor tersebut, yang menewaskan sedikitnya lima warga Afghanistan. Sejumlah anggota patroli SAS tidak senang dengan apa yang terjadi.

Tidak ada senjata yang ditemukan pada para korban di traktor ini setelah penembakan itu. 

Seorang warga bernama Abdul Qadus terluka dalam serangan itu dan kemudian dievakuasi oleh pasukan Australia.

"Karena saya terluka, mereka membawaku ke rumah sakit Tentara Nasional Afghanistan di pangkalan udara Kandahar," ujarnya.

"Saya berada di sana selama dua hari dua malam," tambah Qadus.

Inspektur Jenderal Angkatan Bersenjata Australia (IG ADF) telah menghabiskan waktu empat tahun untuk menyelidiki rumor dan tuduhan kejahatan perang yang dilakukan oleh pasukan SAS di Afghanistan.

Para penyelidik IG ADF telah memeriksa lebih dari 55 insiden terpisah yang diduga melanggar aturan perang selama perideo antara tahun 2005 dan 2016.

Sejauh ini lebih dari 330 orang telah diambil keterangannya dalam penyelidikan itu.

Laporan IG ADF diperkirakan akan disampaikan dalam beberapa minggu mendatang.

Ketika dihubungi ABC untuk memberikan hak jawab, seorang juru bicara Angkatan Bersenjata Australia mengatakan:

"Tidak tepat untuk mengomentari hal-hal yang mungkin atau tidak menjadi subjek dari penyelidikan Afghanistan Inquiry."

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya