Menko Luhut Bicara Soal Ekonomi Kaltim: Jangan Hanya Gali dan Ekspor Saja

Menko luhut mengatakan perlu hilirisasi di berbagai sektor di Kaltim sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Jul 2020, 21:21 WIB
Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan memberi paparan saat rapat koordinasi membahas pengembangan kendaraan listrik nasional di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (29/11). Langkah ini sebagai upaya menekan emisi gas buang. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pandemi Covid-19 membuat pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) di 2020 merosot. Untuk itu, perlu dilakukan upaya mitigasi agar ekonomi tetap berjalan dan pertumbuhan dapat di akselerasi pasca pandemi.

"Menurut saya di Kaltim ini, perlu kita lihat hilirisasi apa yang harus kita lakukan karena itu yang akan banyak nanti membantu kita. Kepada para pemimpin di Kaltim, baik Gubernur, Walikota, dan Bupati saya minta hal ini dipikirkan. Jadi bukan hanya gali dan ekspor saja, bukan itu lagi karena itu nanti habis. Maka kita buat supaya betul-betul ada nilai tambah," jelas Menko Luhut saat menjadi narasumber pada Webinar Diseminasi Laporan Perekonomian Provinsi (LPP) Kaltim Periode Mei 2020 dari Bank Indonesia Provinsi Kaltim di Kantor Kemenko Marves, Jakarta, Jumat (10/7/2020).

Luhut mengatakan sektor pertambangan dan perkebunan memberi kontribusi sangat signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kaltim. Selain ekspor batubara dan migas, palm oil (CPO) juga menjadi komoditas ekspor yang menunjang ekonomi Kaltim.

Meski begitu, dalam upaya meningkatkan nilai tambah komoditas ekspor tentu membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah mengembangkan sektor pendidikan di Provinsi Kaltim.

"Menurut saya kenapa tidak diajak dari pihak tambang itu untuk membantu membangun politeknik yang berkualitas, misalnya politeknik khusus tambang seperti yang terjadi pada industri di Morowali dan sebagainya. Bersama dengan Pemda, Kementerian Pendidikan dan Kementerian Perindustrian sehingga kualitas pendidikannya juga jalan. Tenaga pengajarnya nanti dari daerah tersebut, itu suatu proses yang butuh waktu," jelasnya.

Luhut menambahkan, melalui pengembangan green energy (energi terbarukan) diharapkan dapat mendorong investasi baru di Kaltim dan memberi nilai tambah pada sektor ekonomi yang sudah ada.

 

2 dari 2 halaman

Renewable Energy dan Green Industry

Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Luhut Binsar Pandjaitan saat wawancara khusus di SCTV Tower, Jakarta, Selasa (17/5) Luhut berbagi cerita tentang masalah komunis, Poso dan pemilihan Ketua Partai Golkar. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Terkait investasi, yang perlu diperhatikan ialah menghindari teknologi yang merusak lingkungan. Sebab investasi berbasis Renewable Energy dan Green Industry mempunyai peluangnya cukup besar di masa depan.

Sehingga pihaknya meminta Pemda perlu menyusun rencana strategis agar investasi sektor tersebut dapat berkembang. Serta memitigasi trend peningkatan gini ratio ketika ekonomi global dan nasional yang kembali menggeliat pasca pandemi.

"Kaltim ini sebenarnya masih sangat oke banget kalau kita lihat dari rata-rata nasional. Dari rapat kemarin kelihatan itu orang yang mau travelling sudah mulai meningkat, jadi ekonomi itu mulai jalan," ujarnya.

Untuk itu, disebutkannya pemerintah pusat siap memfasilitasi dan bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam rangka membantu realisasi investasi yang memberi nilai tambah ekonomi, sosial dan sesuai prinsip pembangunan berkelanjutan. "Saya pikir yang penting koordinasi terus dilakukan, kita siap terus membantu," pungkas Menko Luhut.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya