Waspada Ancaman Lahar Ketika Hujan di Sekitar Puncak Gunung Merapi

Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Jun 2020, 12:50 WIB
Erupsi Gunung Merapi terjadi ketika Indonesia masa darurat Covid-19. (Foto: Liputan6.com/Wisnu Wardhana)

Liputan6.com, Magelang - Hujan abu terjadi di sebagian wilayah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, setelah terjadi erupsi Gunung Merapi di perbatasan wilayah Provinsi Jawa Tengah dengan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi Babadan, Yulianto mengatakan, erupsi Gunung Merapi terjadi pukul 09.13 WIB dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 6.000 meter di atas puncak Merapi.

Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat, Minggu (21/6/2020).

Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 75 mm dan durasi 5 menit 28 detik.

Ia menyampaikan, saat ini Gunung Merapi berada pada status Level II (Waspada) dengan rekomendasi potensi ancaman bahaya saat ini berupa luncuran awan panas dari runtuhnya kubah lava dan jatuhan material vulkanik dari letusan eksplosif.

Area dalam radius 3 kilometer dari puncak Gunung Merapi agar tidak ada aktivitas manusia, dilansir Antara.

Masyarakat agar mengantisipasi bahaya abu vulkanik dari kejadian awan panas maupun letusan eksplosif. Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di sekitar puncak Gunung Merapi.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang Edy Susanto menyebutkan sebaran hujan abu vulkanik erupsi Gunung Merapi, antara lain di wilayah Kecamatan Srumbung di Desa Kaliurang, Desa Kemiren, Desa Srumbung, Desa Banyuadem, Desa Kalibening, dan Ngargosoko. Kemudian di Kecamatan Dukun meliputi Desa Ngargomulyo dan Desa Keningar.

Ia menyampaikan hujan abu di wilayah Kecamatan Srumbung agak deras, namun aktivitas masyarakat masih berjalan normal.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya