Soal Kelemahan Pemain Indonesia, Indra Sjafri Satu Suara dengan Shin Tae-yong

Meski begitu, Indra Sjafri dan Shin Tae-Yong punya pendekatan berbeda saat mengungkapkan kelemahan ini kepada media.

oleh Muhammad Adi Yaksa diperbarui 21 Jun 2020, 03:00 WIB
Manajer pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, didampingi Indra Sjafri, saat sesi latihan di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Senin (13/1/2020). Sebanyak 51 pemain mengikuti seleksi untuk memperkuat skuat utama Timnas Indonesia U-19. (Bola.com/M Iqbal Ic

Jakarta Manajer pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong tak selalu berbeda pendapat dengan Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri. Dalam beberapa hal keduanya memiliki kesamaan pendapat.

Shin Tae-Yong kerap mengeluhkan kelemahan para pemainnya, terutama kekuatan fisik yang jauh dari kata memuaskan. Indra Sjafri sepakat soal ini dengan pelatih asal Korea Selatan tersebut.

"Kalau mau jujur, tidak hanya kondisi fisik. Ada individual taktikal. Masalah taktikal juga masih lemah,” ujar Indra Sjafri dalam wawancaranya dengan Hanif & Rendy Show di YouTube.

"Tapi saya, coach Fakhri Husaini, coach Bima Sakti, coach Rahmad Darmawan, pelatih-pelatih yang pernah menangani Timnas Indonesia level usia, tahu itu semua," kata Indra Sjafri.

Meski begitu, Indra Sjafri lebih memilih menelan mentah-mentah kekurangan para pemain di Indonesia. Dengan mengumbarnya kepada media, diibaratkannya sama dengan menjatuhkan diri sendiri.

"Tapi, kami tidak pernah bilang. Karena kalau kami mengatakan hal itu di media, sama saja kami menjelekkan diri kami sendiri," imbuh pelatih yang membawa Timnas Indonesia U-19 dan U-22 menjuarai Piala AFF tersebut.

Video

2 dari 2 halaman

Indikator Keberhasilan Shin Tae-yong Menurut Indra Sjafri

Manajer pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, berbincang dengan Indra Sjafri, saat sesi latihan di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Senin (13/1/2020). Sebanyak 51 pemain mengikuti seleksi untuk memperkuat skuat utama Timnas Indonesia U-19. (Bola.com/M I

Menurut Indra Sjafri, tolok ukur dari keberhasilan Shin Tae-yong bersama Timnas Indonesia nantinya diukur melalui torehan gelar. Bukan proses atau filosofi yang diterapkannya.

"Di sepak bola, cocok atau tidak cocok itu urusan belakangan. Berhasil atau tidak berhasilnya seorang pelatih standarnya adalah trofi," imbuh pelatih berusia 57 tahun itu.

"Tidak ada ukurang lain. Tak ada ukuran formasi. Mau pakai formasi 4-3-3, 4-4-2, atau 0-0-10 pun, yang penting menang. Hasilnya itu menjadi ukurannya," jelasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya