Ahli Virologi: Cegah Mutasi Virus Corona COVID-19 dengan Mencegah Penularannya

Mutasi Virus Corona penyebab COVID-19 di Indonesia belum terlihat meski pun ada perbedaan virus tersebut dengan yang ada di Wuhan.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 19 Jun 2020, 18:04 WIB
Gambar menggunakan mikroskop elektron yang tak bertanggal pada Februari 2020 menunjukkan virus corona SARS-CoV-2 (kuning) muncul dari permukaan sel (merah muda) yang dikultur di laboratorium. Sampel virus dan sel diambil dari seorang pasien yang terinfeksi COVID-19. (NIAID-RML via AP)

Liputan6.com, Jakarta Profesor I Gusti Ngurah Kade Mahardika, Ahli Virologi Universitas Udayana, Bali mengatakan bahwa cara mencegah mutasi virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 adalah dengan mencegah penularannya.

Hal ini disampaikan oleh Mahardika dalam siaran langsung dari Graha BNPB pada Kamis kemarin, ditulis Jumat (19/6/2020).

Dalam pemaparannya, Mahardika mengatakan bahwa tanda-tanda mutasi Virus Corona penyebab COVID-19 di Indonesia belum tampak. Untuk itu, agar hal tersebut tidak terjadi, seseorang diminta tidak membiarkan tubuhnya dimasuki oleh virus tersebut.

"Untuk membuat dia tidak bermutasi jangan sampai masuk ke dalam tubuh manusia. Artinya, dia tidak akan bermutasi di luar. Jadi, harus masuk ke dalam tubuh kemudian baru bisa bermutasi," kata Mahardika.

"Artinya setiap orang punya tugas untuk membuat virus ini tidak begitu bebas bermutasi, mengurangi peluangnya dengan perilaku yang aman dari COVID-19," ujarnya.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Belum Terlihat Mutasi, Namun Tak Sama dengan di Wuhan

Gambar menggunakan mikroskop elektron yang tak bertanggal pada Februari 2020 menunjukkan virus corona SARS-CoV-2 (oranye) muncul dari permukaan sel (abu-abu) yang dikultur di laboratorium. Sampel virus dan sel diambil dari seorang pasien yang terinfeksi COVID-19. (NIAID-RML via AP)

Sementara bagi orang yang sudah terinfeksi Virus Corona, Mahardika meminta agar mereka tetap menjaga dirinya untuk tidak menularkannya ke orang lain.

"Kalau untuk yang tertular usahakan tidak menulari orang lain dan untuk kita yang belum tertular jangan sampai tertular dari orang lain. Ini kerja dua pihak," ujarnya pada kesempatan tersebut.

Mahardika mengungkapkan bahwa rupanya Virus Corona di Indonesia tidak bermutasi dengan cepat dan memiliki daya mutasi tinggi. Meski menurutnya, virus ini sudah sedikit berbeda dengan SARS-CoV-2 yang berada di Wuhan, Tiongkok.

"Perbedaan itu nampaknya belum pada fungsional yang menyebabkan dia semakin ganas atau antibodi atau vaksin kehilangan manfaatnya kalau dipakai di Indonesia," ujarnya.

Mahardika mengatakan, meski pun belum terlihat adanya mutasi pada Virus Corona di Indonesia, kemungkinan mereka bisa berubah menjadi lebih ganas atau lebih ringan. Sehingga yang bisa dilakukan di sini adalah dengan mencegah perubahannya, yaitu dengan mencegah penularannya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya