Pengamat Ekonomi Unair Dorong Insentif bagi UMKM Agar Bertahan

Pengamat ekonomi dari Universitas Airlangga, Wisnu Wibowo menilai pelaku UMKM tersebut perlu diberikan insentif sehingga mampu bertahan di tengah tekanan global.

oleh Agustina Melani diperbarui 21 Mar 2020, 11:36 WIB
Pekerja menyelesaikan produksi kulit lumpia di rumah industri Rusun Griya Tipar Cakung, Jakarta, Kamis (28/11/2019). Penyediaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga rendah diharapkan dapat menjadi peluang bagi pelaku UMKM dalam mengembangkan bisnis dan daya saing. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat ekonomi dari Universitas Airlangga, Wisnu Wibowo menilai, pemberian insentif bagi pelaku usaha terutama usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di tengah wabah virus corona baru (COVID-19) diperlukan.

Ia mendukung langkah pemerintah untuk menjalankan kebijakan insentif bagi pelaku usaha terutama UMKM. Hal ini mengingat pelaku UMKM termasuk salah satu pendorong kegiatan ekonomi di Indonesia. Wisnu mengatakan, pelaku UMKM tersebut perlu diberikan insentif sehingga mampu bertahan di tengah tekanan global.

"UMKM merupakan katup bagi pengaman ekonomi rakyat di tengah situasi yang tidak bagus. Kalau tidak dibantu ekonomi Indonesia lebih berat karena (UMKM-red) output dan penyerapan tenaga kerjanya 90 persen,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Jumat, 20 Maret 2020.

Ia menuturkan, untuk pemberian insentif kepada UMKM ini juga mempertimbangkan sektor tertentu yang paling terkena dampaknya. Ini dilihat dari bukti lapangan dan sektor UMKM mana saja yang terkena dampak paling besar dan kurang menguntungkan akibat virus corona baru COVID-19.

"Dibutuhkan cluster-cluster. Dan (melihat-red) UMKM mana yang menjadi unggulan dan tulang punggung perekonomian di daerah wajib diprioritaskan,” tutur dia.

Lebih lanjut ia menuturkan, pemberian insentif ini dapat berupa modal sehingga penjualan tidak berhenti. "Cashflow bermasalah dengan situasi saat ini, berikan bantuan dana untuk mempertahankan kecukupan modal,” ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Pekerja menyelesaikan produksi kulit lumpia di rumah industri Rusun Griya Tipar Cakung, Jakarta, Kamis (28/11/2019). Pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM terus mendongkrak UMKM dengan menyediakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) berbunga cukup rendah, yakni 6 persen. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Selain itu, menurut Wisnu bagi UMKM yang menjadi debitur perbankan juga perlu mendapatkan penyesuaian terkait akses kredit. Salah satunya dengan menjadwal ulang atau reschedule untuk angsuran kredit jadi ada pelonggaran.Selain itu juga memantau perkembangan UMKM dan mencari terobosan baik dalam penyediaan pasokan bahan baku, insentif bunga kredit dan keringanan beban cicilan di bank.

"Atau ada diskon bunga yang perlu dirumuskan. Jadi ini untuk pertahankan, sama-sama saling menguatkan dan saling memberikan insentif,” kata Wisnu.

Wisnu menegaskan, dengan pemberian insentif bagi UMKM ini dapat membuat usaha dapat bertahan imbas corona COVID-19. Hal ini mengingat ekonomi lesu juga dialami oleh global. "Jangan mikir growth tetapi ada kontinuitas, bagaimana ekonomi bisa bertahan dalam situasi saat ini,”tutur dia.

Oleh karena itu, ia juga mengatakan, dinas terkait harus mendata kondisi UMKM saat ini dan memberikan bantuan fasilitas untuk menyelamatkan UMKM. "Pada sisi lain pemerintah daerah harus cepat melakukan upaya pencegahan, penanganan dan pemulihan kondisi ekonomi,” kata dia.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya