Barcelona Khawatir Virus Corona Ganggu Rencana Transfer Musim Panas

Barcelona khawatir bahwa pandemi virus corona Covid-19 akan mengganggu rencana transfer mereka musim panas ini.

oleh Windi Wicaksono diperbarui 19 Mar 2020, 12:30 WIB
Presiden Barcelona, Josep Maria Bartomeu. (LLUIS GENE / AFP)

Liputan6.com, Barcelona - Barcelona khawatir bahwa pandemi virus corona Covid-19 akan mengganggu rencana transfer mereka musim panas ini. Sederet pemain bintang sudah jadi incaran Blaugrana.

Seperti dilansir ESPN, penyerang Inter Milan, Lautaro Martinez dan bintang Paris Saint-Germain (PSG), Neymar, merupakan dua pemain buruan utama Barcelona pada bursa transfer musim panas tahun ini.

Klub asal Katalan itu sadar efek buruk dari virus corona ini akan berdampak pada sepak bola. Mereka khawatir margin keuntungan dalam negosiasi transfer nanti akan terkena dampak yang signifikan.

Nyaris di seluruh Eropa, kompetisi sepak bola dihentikan untuk sementara. Hal itu demi meminimalisasi penyebaran virus corona Covid-19 yang terus meningkat hingga ribuan orang meninggal dunia.

Barcelona dilaporkan ingin mendaratkan tiga pemain anyar pada musim panas nanti. Mereka mengakui bahwa harga pemain umumnya akan turun karena masalah pandemi virus corona yang tidak terduga ini.

Saksikan Video Berikut Ini

2 dari 3 halaman

Ahli Strategi Transfer

Lautaro Martinez, striker Inter Milan yang masuk daftar beli Barcelona. (AFP/Tiziana Fabi)

Semua ahli strategi transfer Blaugrana, termasuk direktur olahraga Eric Abidal, saat ini bekerja dari rumah dan dikatakan terus mencari dan mengevaluasi kemungkinan perekrutan pemain baru dari laporan data statistik dan video.

Spanyol saat ini berada dalam lockdown selama 15 hari sejak Selasa (17/3/2020). Hingga kemarin, kasus positif tertular virus corona mencapai 11.178 orang naik 2.434 kasus sejak Senin (16/3/2020).

3 dari 3 halaman

Angka Kematian

Angka kematian di Spanyol akibat virus corona tercatat mencapai 491 jiwa. Jumlah itu naik 196 jiwa dalam jangka waktu yang sama. Spanyol merupakan negara Eropa dengan jumlah korban terparah kedua setelah Italia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya