Sektor Pariwisata Bakal Kembali Tumbuh Jika Wabah Corona Berakhir

Pandemi virus Corona atau COVID-19 sudah memukul perekonomian dunia, tak terkecuali industri pariwisata.

oleh Tira Santia diperbarui 12 Mar 2020, 20:44 WIB
Butuh waktu sekitar 4 jam dengan Kapal Pinisi dari Labuan Bajo untuk sampai ke Pulau Padar. (Amal/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi virus Corona atau COVID-19 sudah memukul perekonomian dunia, tak terkecuali industri pariwisata. Di Indonesia sendiri, pemerintah mulai menerapkan insentif seperti diskon tiket pesawat, di sepuluh destinasi prioritas, penangguhan pajak hotel dan restoran, dan lain-lain.

Namun alangkah baiknya perlu dipikirkan juga strategi setelah krisis ini berakhir untuk membangun kembali pariwisata Indonesia. Oleh karena itu, MarkPlus Tourism sebagai unit bisnis MarkPlus, Inc. yang bergerak di sektor pariwisata merilis newsletter berupa infografis untuk melihat prospek dan strategi di masa depan terutama berbagai destinasi wisata pasca COVID-19.

"Karena MarkPlus Tourism percaya bahwa perilaku wisatawan akan berubah seusai krisis COVID-19. Seperti filosofi Tiongkok, weiji yang artinya krisis. Jika dijabarkan lagi, wei artinya momentum bahaya, sementara ji momentum peluang. Di dalam krisis ada peluang. Setelah krisis COVID-19 berakhir, Indonesia wajib menangkap peluang dengan cepat dibanding negara lain," kata Founder & Chairman MarkPlus Tourism Hermawan Kartajaya, di Jakarta, Kamis (12/3/2020).

Lebih jauh, dengan adanya pandemi COVID-19, wisatawan akan lebih mengutamakan keamanan dan keselamatan ketika berkunjung ke suatu destinasi. Artinya wisatawan dengan behaviour tersebut berasal dari segmen premium atau mereka yang pengeluarannya tinggi.

Sehingga bisa dipastikan ekspektasi wisatawan premium ini juga akan tinggi terhadap sebuah destinasi. Selain menginginkan keamanan dan keselamatan, mereka mengharapkan experience baru dan unik dari destinasi tersebut.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Ketersediaan Infrastruktur

Pemandangan Labuan Bajo dari atas Bukit Cinta (Liputan6.com/Ola Keda)

Selain itu aspek ketersediaan infrastruktur juga harus dipenuhi. Plus yang tidak boleh dilewatkan, yaitu keterjagaan alam dan budaya sebagai salah satu aspek daya tarik wisatawan datang ke destinasi.

"Itu quality tourism. Fokusnya bukan jumlah wisatawan, tapi berapa banyak uang dikeluarkan. Sebuah quality tourism, jumlah uang dikeluarkan pasti di atas rata-rata. Makanya segmen ini premium. Destinasi wisatanya pun harus punya kualitas," ujarnya.

Menurutnya, wisatawan Tiongkok dari kalangan premium atau upper market akan kembali berwisata ketika virus Corona mereda. Belum lagi wisatawan potensial lainnya dari negara tetangga, baik kawasan ASEAN, Australia maupun New Zealand. Oleh karena itu, tiap destinasi harus menyiapkan kawasannya menjadi quality tourism.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya